Sunday, March 25, 2012

Sejareh desian Pop ARt


Sejarah Desain Pop Art

Pop ArtMungkin bagi anda sudah tidak asing lagi dengan istilah Desain Pop Art. Pop Art adalah seni visual yang dipengaruhi oleh gambar seta teknik dalam dunia periklanan pada abad ke 20, biasanya mengenai sifat konsumtif dan kultur pop pada masa itu.
Seiring perkembangan jaman Pop Art berubah menjadi sebuah cabang seni visual yang memiliki cirri khas dan unik.

Pop Art sendiri lahir di Inggris dan juga Amerika pada tahun 1950-an yang di populerkan oleh Lawrence Alloway seorang Kurator sekaligus kritikus dari Inggris. Nama pop art itu sendiri berasal dari kata Popular Mas Cultur namun orang lebih mengenalnya dengan sebutan Pop Art.
Salah satu took Pop Art yang cukup terkenal adalah Roy Lichtenstein, dari enam puluhan lukisan komik-stripnya. Gadis tenggelam tahun 1963, adalah salah satu karyanya lebih dikenal dan merupakan contoh yang baik dari fitur desain dalam potongan yang paling terkenal. Perhatikan garis tebal, warna-warna berani, dan gelembung pikiran.
Pada awalnya , Pop art merupakan bentuk reaksi dari perkembangan seni Abstrak atau Expresionisme pada saat itu. Dengan mengambil ciri khas desain iklan dan komik.
Salah satu bentuk awal desain Pop art adalah karya dari Richard Hamilton, Jhon Mchale dan Jhon Voelcker pada tahun 1956 yang berjudul " Just What is it that makes today's homes so different, so appealing?. Karya tersebut berupa penggabungan potongan gambar dari berbagai sumber.

Revolusi pop-art yang dibawa Warhol dan kawan-kawan di era 1950-an adalah dilandaskan pada pertentangan nilai antara highbrow versus lowbrow dan Warhol menimbulkan shock dengan memasukkan unsur lowbrow atau seni kelas bawah (pop cultural art) ke dalam seni kelas tinggi (visual art) sehingga menghasilkan “pop visual art”, itu bisa terjadi tanpa ada banyak perlawanan dari kubu lowbrow.

Pop Art di Jepang adalah unik dan dapat diidentifikasi sebagai Jepang karena subjek yang teratur dan gaya. Banyak artis pop Jepang mengambil inspirasi sebagian besar dari anime, dan kadang-kadang ukiyo-e dan seni tradisional Jepang.

Embrio gaya ini saya mulai pada sekitar tahun 1990-1991. Memasuki usia 40 tahun, terlahir 10 Maret 1951, ketika itu saya sudah merasakan menurunnya fungsi mata saya. Ditambah lagi sebagai seorang yang kurang sekali mengindahkan gaya hidup sehat, saya mulai merasa terlalu cepat lelah. Kendala fisik itu mulai mengganggu setiap kali saya harus menyelesaikan gambar, apalagi gambar sosok manusia realis yang menurut saya bertingkat kesulitan paling tinggi. Memilih dan mencampur warna menjadi hal yang menyulitkan. Kemiripan warna kulit manusia, kehalusan goresan, menjadi sesuatu yang mahal buat saya.

Dalam keadaan seperti itulah kemudian saya mulai memikirkan cara melukis atau menggambar wajah manusia dengan cara yang lebih mudah. Cara yang memungkinkan saya menghindarkan diri dari keharusan mengolah warna kulit manusia yang sulit, cara tanpa tuntutan ketrampilan yang memadai untuk memulas.

Saya yang sejak masa sekolah sangat menyukai pelajaran ilmu ukur ruang (stereometri), mulai mengutik-utik masalah titik, garis dan bidang. Mulailah saya membayangkan wajah manusia sebagai kumpulan bidang-bidang datar yang dibentuk oleh garis-garis imajiner.

Cukup panjang proses yang saya lalui sebelum mendapatkan bentuk dan cara membuatnya seperti yang sekarang. Tapi perjalanan itu saya tapaki dengan antusias karena semakin lama perjalanan itu semakin memberi keyakinan akan tercapainya apa yang saya inginkan. Cara memprosesnya juga mengalami perubahan yang signifikan. Cara manual dan cara yang menggunakan komputer. Perlu diketahui, pada waktu itu sekitar tahun 1990-1991, komputerisasi belum merata menjamah majalah tempat saya berkarya. Saya sendiri baru mengenal komputer sekitar tahun 1998.

Di dalam proses manual saya menemukan cara yang mudah dan semakin mudah. Tapi semakin mudah cara yang saya temukan, saya semakin ragu untuk mengatakan bahwa apa yang saya hasilkan ini cukup bernilai untuk disebut sebagai karya seni. Walaupun pada kenyataannya karya saya ini mulai digemari pembaca, bahkan pada beberapa kesempatan banyak musisi dunia mengagumi karya saya. Grup Scorpion, Metallica atau James Ingram adalah beberapa nama yang masih saya ingat, tetap saja saya menganggapnya hanya sebagai karya yang paling mudah membuatnya untuk memenuhi tugas saya sebagai illustrator.

Kalau saya merasa mudah, tentu banyak orang yang akan menganggapnya begitu. Kalau prosesnya mudah tapi hasilnya cukup menarik, tidak mustahil para perupa lain sudah lebih dahulu menekuninya sebelum saya. Perasaan inilah yang membelenggu saya untuk tidak mempublikasikannya secara luas, kecuali untuk pengisi halaman 3 majalah saya. Bahkan perasaan ini nyaris mengkristal ketika seorang teman mengkritik saya sebagai seorang yang berkesenian secara akal-akalan.

Syukurlah, memasuki tahun 2007, beberapa orang kenalan berhasil meyakinkan saya bahwa mereka sampai sekarang masih menyukai dan merasa kangen dengan tampilnya lagi karya yang pada mulanya saya beri nama Foto Marak Berkotak itu. Bahkan ada pemerhati karya saya yang telah lama ingin menemui saya untuk menuntaskan rasa penasarannya pada karya saya. Ya, mereka yang sejak duduk di bangku sekolah menyukai karya saya, telah secara perlahan mencairkan belenggu yang saya ciptakan sendiri.

Puncaknya terjadi pada hari Jum’at 22 juni 2007. Seorang Ketua jurusan DKV Universitas Multimedia Nusantara bernama Gumelar yang hari itu sengaja saya temui, mengatakan bahwa beliau yang sudah melanglang jagad itu baru kali ini melihat karya semacam karya saya. Saya layak melabelkan gaya ini sebagai gaya Wedha, lanjutnya, dan bahkan saya berkewajiban untuk meluaskan gaya saya ini (yang dikatakan sebagai terobosan baru) dalam bentuk buku kepada semua orang, agar ada yang melanjutkan kelak bila saya sudah tiada. Terimakasih saya yang teramat dalam kepada semua pemerhati karya-karya saya, khususnya Ade Darmawan, direktur komunitas Ruang rupa, Meniek, Pak Gumelar, Pak Djoko Hartanto dan rekan kerja saya, Angky Astari.

Embrio Gaya Wedha

Karya-karya awal gaya ini sudah didominasi oleh bidang-bidang geometrik yang saya bentuk dengan goresan bebas (free hand stroke) dan menggunakan medium crayon. Pewarnaannya sudah meninggalkan pakem warna kulit manusia, juga dengan stroke bebas. Pembidangan pada karya ini mengikuti intuisi saya pada saat saya mengamati wajah seseorang (biasanya figur-figur terkenal di bidangnya masing-masing), melalui fotonya. Saya berusaha keras menangkap ekspresi figur yang saya hadapi lewat beberapa foto.

Saya buang jauh konsep realisme. Proses ini kental unsur intuisinya. Sosoknya sendiri banyak mengalami deformasi yang saya tafsirkan dengan penyangatan bentuk. Tahap ini berjalan beberapa bulan saja. Sayang di buku ini saya hanya bisa menampilkan dua diantara karya yang telah saya buat. Yang pertama, Freddy Mercury dari Queen, sedang yang kedua, maaf, saya sendiri lupa siapa figur yang saya lukis ini. Tapi masyarakat pembaca masih adem-adem saja menerimanya, mungkin karya dengan gaya ini sudah dianggap biasa karena saya lihat juga gaya ini sudah sering muncul di beberapa majalah terbitan luar negeri. Gambar 1.

Waktu terus berjalan. Ada dorongan bathin untuk lebih menguatkan unsur garis, sesuai dengan kelengkapan sebuah komposisi, ada garis, ada bidang. Intuisi yang mendasarinya masih sama. Dengan medium poster color, garis-garis kuat ini saya terapkan ketika saya melukis wajah David Foster yang ketika itu berkunjung ke majalah kami, dan juga untuk Bob Geldof. Tapi kemudian, saya merasa tampilan gari-garis itu tidak menyatu dengan warna. Dan kalau dihubungkan dengan pewarnaan, terasa tampilan garis itu berlebihan. Warna-warna yang memang sudah berbeda, bila disandingkan otomatis akan membentuk garis pemisah sendiri, walaupun garis pemisah itu imajiner. Inilah sebabnya kenapa tampilnya garis nyata yang tegas terasa belebihan. Gaya dengan garis kuat ini hanya tampil 2 kali. Gambar 2.

Saya memasuki perkembangan baru. Kalau dua warna berbeda yang berdampingan sudah bisa menimbulkan garis imajiner, buat apa dibuat garis lagi? Dengan pemikiran ini, saya hilangkan tampilan garis. Tapi untuk lebih menguatkan garis imajiner atau garis pemisahan antar 2 bidang warna, pada karya-karya tahap ini saya sengaja menggunakan penggaris. Jadilah wajah-wajah seorang pelari pemenang medali emas Olympiade dari Kenya (maaf namanya lupa), Jack Nicholson, Whoopie Goldberg, Al Pacino dan seorang lagi yang saya lupa nama dan profesinya. Gambar 3.

Tapi sayangnya, tidak semua orang mengenali wajah keempat figur yang saya buat. Hanya orang-orang tertentu atau mereka yang kebetulan melihat potret aslinya saja yang mengenali siapa yang saya lukis. Ada yang kurang tepat pada konsep tahap ini. Penafsiran saya terhadap ekspresi wajah yang saya lukis mungkin saja berbeda dengan penafsiran sebagian besar masyarakat. Sebagai perupa terapan, saya merasa tidak bahagia kalau karya saya ternyata hanya komunikatif dengan sebagian kecil masyarakat pemirsa.

Pada periode inilah saya memberi nama Foto Marak Berkotak (FMB) untuk gaya ini. Nama itu saya perlukan untuk sekedar membedakan jenis ini dengan jenis-jenis lain yang secara simultan saya lakukan. Ya, saya kira jenis ini agak berbau seni murni.

Cukup lama saya berpikir untuk mencari pemecahan masalah perbedaan persepsi ini. Saya telaah lagi hasil karya saya sendiri. Mungkin Anda setuju kalau saya katakan bahwa secara anatomis, wajah-wajah pada karya saya itu tampak berantakan, walau tidak seberantakan Woman-nya Picasso. Dalam perenungan, wajah yang berantakan ini menjadi topik utama. Berantakannya Picasso adalah sah karena dia seorang fine artist. Tapi bagi saya yang perupa terapan tentu menjadi masalah ketika karya saya berhadapan dengan komunikan.

Kemudian ada pula godaan di dalam untuk bersikap sebagai seniman murni. Masyarakat kenal atau tidak siapa yang saya lukis, suka atau enggak pada gaya yang saya buat, saya nggak peduli. Yang penting saya sudah melampiaskan intuisi saya, selesai. Kalau saya ikuti godaan itu, jelas akan lebih mudah bagi saya untuk berkarya. Tapi akhirnya saya tepis juga godaan itu. Saya pikir kalau saya bersikap seperti itu, apakah saya tidak terlalu egois?

Kembali pada perbedaan persepsi antara saya dan pemirsa karya saya. Inikah masalah yang harus saya pecahkan itu? Kalau iya, apa solusinya? Pertanyaan yang cukup menyulitkan! Waktu itu saya mencoba introspeksi. Mungkin pada penggarapan karya pada tahap ini saya terlalu memanjakan intuisi seni saya sendiri. Pemanjaan intuisi ini saya lakukan pada 2 aspek penting dalam lukisan saya; aspek warna dan aspek penyangatan bentuk (deformasi).

Dari masukan yang saya peroleh, ternyata aspek deformasilah yang membuat karya saya ini berjarak dengan sebagian pemirsanya. Mereka belum bisa menangkap apa yang saya tangkap yang kemudian saya persembahkan di hadapan mereka. Seberantakan apapun posisi atau proporsi masing-masing elemen wajah, saya tetap mengenalinya. Saya tetap menangkap ekspresi Al Pacino atau Jack Nicholson disitu karena memang saya sendiri yang membuatnya begitu. Tapi bagaimana dengan sebagian besar komunikan karya saya?

Sementara aspek pewarnaan yang nyleneh justru mendapat respon positip. Saya sedih karena sebagian pemirsa masih berjarak. Saya ingin semua orang di jagad raya ini, tanpa kecuali bisa menyukai atau paling tidak bisa menerima karya saya ini. Saya membuat karya ini bukan untuk saya simpan sendiri. Saya ingin berbagi. Di sini kepekatan saya sebagai seniman terapan diuji. “Seni terapan berorientasi pada publik”, di dalam benak saya, kata-kata itu selalu beradu kuat dengan kata “setiap insan berhak memanjakan intuisi pribadinya”.

Saya tau, saya harus memilih. Tapi masalahnya,yang mana? Demi penerimaan masyarakat yang lebih luas, akhirnya saya memenangkan kata-kata pertama. Saya harus berorientasi pada publik, walaupun dalam batas tertentu saya masih merasa punya hak untuk mendikte publik dengan intuisi pribadi saya.

Walau keputusan sudah saya ambil, tapi masih ada soal lain yang berkaitan dengan dengan hal itu. Pada aspek mana saya harus kompromis dengan publik dan seberapa jauh hal itu bisa saya lakukan?. Pertanyaan yang sama untuk aspek yang harus saya pertahankan.

Pertanyaan ini akhirnya terjawab ketika saya mengingat pengalaman-pengalaman di masa lalu. Ketika kita melukis potret seseorang, tingkat kemiripan tidak tergantung pada warnanya tapi pada bentuk atau proporsi yang secara anatomis benar. Anda pasti akan tetap mengenali wajah seseorang dengan tampilan full color walaupun kemudian mode warnanya Anda ubah menjadi grayscale. Jadi yang bisa saya pertahankan penuh adalah gaya pewarnaan saya. Sedang untuk bentuk/proporsi, saya harus kompromis. Kompromis dalam arti, secara global bentuk wajah, posisi elemen-elemen anggota wajah dan proporsinya harus tetap sama dengan potret aslinya, tapi detail pembidangan tetap di tangan intuisi saya.

Agar secara global bentuk wajah yang saya lukis masih tetap sama, ada 3 pilihan cara yang bisa saya lakukan:

1. Membuat sket langsung sambil memandang fotonya.

2. Menggunakan proyektor untuk memproyeksikan foto yang akan saya lukis pada kanvas atau kertas gambar.

3. Tracing.

Pilihan pertama langsung saya singkirkan. Dalam keadaan mata yang mulai kabur dan fisik yang kurang baik, pilihan ini akan terlalu merepotkan. Pilihan kedua juga kurang bersahabat, karena saya tidak memiliki proyektornya. Apalagi, pada masa itu saya belum mengenal apa itu scanner. Akhirnya pilihan ketigalah yang saya ambil. Pilihan ini paling meringankan buat kerja saya, walaupun terasa beban moral disitu. Terus terang, selama belasan tahun berkarir sebagai ilustrator, menjiplak (tracing) foto adalah pekerjaan yang belum pernah saya lakukan. Apa boleh buat. Dengan kendala yang ada, saya harus melakukannya. Saya bertekad, tracing sih tracing tetapi saya akan melakukan tracing yang tetap bermartabat! Gb. 5.

Tracing bermartabat? Macam mana pula itu? Tracing ini adalah tracing kreatif yang tidak tunduk 100 persen pada apa yang sedang di trace. Pada proses inilah prinsip-prinsip dalam ilmu ukur ruang yang masih saya ingat, berperan kuat.

Beberapa prinsip itu adalah :

• Garis lengkung pada hakikatnya adalah gabungan dari garis lurus pendek dalam jumlah tak terhingga.

• Bidang lengkung pada hakikatnya adalah gabungan bidang-bidang datar dalam jumlah tak terhingga. Gb. 4.

Prinsip-prinsip itu masih ditambah dengan keyakinan intuisi saya bahwa bidang yang terbentuk oleh garis-garis lurus akan tampak lebih kuat dibanding dengan bidang bentukan garis-garis lengkung. Dan sesuatu yang terukur dengan tegas akan berkesan kuat. Jelasnya begini, sejauh itu dimungkinkan saya akan membuat bidang-bidang hasil tracing tadi berdiri tegak (vertical) atau berbaring pasti (horizontal). Andai terdapat kemiringan, kemiringan itu harus terukur tegas, dengan derajat kemiringan 60, 45, 30 atau 15 derajat, tapi tidak 93, 88 atau 5, 4 derajat.

Nah, dengan didasari prinsip-prinsip diatas, dalam karya-karya saya, tidak akan Anda temui garis lengkung atau bidang yang terbentuk oleh garis lengkung. Dan bisa dirasakan dan terlihat, saya paling suka bila pada setiap karya, saya bisa tampilkan bidang-bidang vertical yang berbalas tegas dengan dengan kemiringan bidang lainnya.

Pewarnaan

Sudah sejak lama para pakar warna pendahulu kita menggolongkan warna-warna menjadi golongan warna panas, sejuk dan dingin, atau terang, agak gelap dan gelap. Gambar 6. Penggolongan ini di dasarkan pada fenomena alam yang terjadi di bumi ini. Kita merasakan dan membayangkan bagaimana panasnya lelehan lava pijar dari gunung berapi. Kemudian kita adopsi warna-warna yang ada pada lava pijar itu, jadilah kelompok warna itu golongan warna panas. Demikian pula yang terjadi ketika manusia merasakan dan melihat suasana musim semi, gugur dan musim dingin/salju.

Dengan pendekatan lain, pendahulu kita juga mengelompokkan warna-warna menjadi kelompok warna depan, tengah dan kelompok warna belakang. Pengelompokan ini didasari adanya perbedaan panjang gelombang dan frekuensi getaran dari masing-masing unsur kimia pembentuk warna yang terpantul ke mata kita.

Ada warna depan, warna tengah dan belakang. Perbedaan ini saya kira cukup untuk menimbulkan dimensi. Gambar 7. Dan inilah aturan main yang saya pakai dalam mewarnai setiap karya saya, walaupun penafsiran atas tataran itu bisa berbeda pada setiap karya. Jelasnya, untuk suatu karya saya menganggap kuning sebagai warna depan. Tentu warna tengahnya bisa oranye atau hijau muda sedang untuk warna belakangnya bisa ungu atau coklat. Tetapi di lain waktu warna kuning yang sama saya perlakukan sebagai warna tengah. Tentu saja warna putihlah yang saya anggap sebagai warna depan dan biru atau hijau sebagai warna belakang.

Penafsiran kedudukan warna ini sebenarnya bisa lebih mudah bila kita melakukannya dengan mono colour. Kita tinggal memainkan tint atau shade dari hue yang tunggal. Gambar 8. Saya jarang sekali melakukan cara penafsiran ini, kecuali bila ada muatan ekspresi tertentu yang ingin saya tampilkan. Pada umumnya karya saya marak dengan warna.

Teknologi komputer membuat proses pembuatannya menjadi sedemikian mudah. Bagi yang memahami dan biasa mengoperasikan software Photoshop, Adobe Illustrator, Freehand atau Coreldraw, proses yang merepotkan di atas, akan terasa sangat sederhana. Saya sendiri hanya memanfaatkan tool yang tersedia, Polygonal lasso atau Pen tool dan Paint Bucket. Rasanya tak perlu lagi proses dengan komputer itu kita beberkan di sini. Terlalu mudah.

SUMBER : http://www.informasikita.com/20110912187/Pop-Art/desain-pop-art.html
http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2008/07/18/wedhas-pop-art-portrait/

Pop Art Style poster



Step 1

Pertama mari kita men-download model gambar indah dan memuatnya ke Photoshop. Gandakan layer background sekali dan pergi ke Filter> Cutout Artistik> dan menerapkan pengaturan berikut

1 cutout 500x354 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Beri nama layer hasil duplikasi ini sebagai "memotong" dan ubah blending mode menjadi "Hard Light". Kemudian membuat lagi duplikasi ini "dipotong" lapisan dan Anda akan memiliki efek berikut:

1 effect 1 500x626 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Sekarang Anda akan melihat bagian bawah foto benar-benar hitam, yang tidak terlalu bagus menurut saya. Untuk mengungkapkan gambar asli, kita dapat menambahkan vector mask untuk masing-masing "memotong" lapisan dan ambil penghapus lunak besar untuk menghapus bagian seperti di bawah ini:

1 vector mask 500x632 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Dan Anda akan melihat tekstur asli kembali:

1 effect 500x632 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 2

kembali ke lapisan latar belakang dan membuat yang lain duplikasi itu. Drag layer hasil duplikasi di atas semua lapisan sebelumnya dan klik Filter> Sketch> Chrome dan menerapkan pengaturan berikut:

2 chrome 500x330 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Beri nama layer hasil duplikasi ini sebagai "krom" dan ubah blending mode layer untuk "cahaya lembut". Kemudian menduplikasi "krom" sekali lagi dan Anda akan memiliki efek berikut:

2 effect 500x655 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 3

Sekarang kita dapat menambahkan sumber cahaya (saya memilih dari kanan atas) untuk gambar ini sehingga nantinya kita dapat memiliki beberapa efek cahaya dinamis. Untuk melakukan ini, kembali ke layer background dan duplikat sekali lagi. Tarik duplikat layer di atas semua lapisan lain, pilih Filter> Noise Median> dan menerapkan pengaturan berikut:

3 median Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Ubah nama layer ini sebagai "Median" dan menambahkan vector mask untuk itu, ambil penghapus lunak besar dan menghapus bagian seperti di bawah ini:

3 mask 500x626 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Dan Anda akan memiliki efek seperti di bawah ini:

3 effect 482x700 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 4

Sekarang kita dapat menambahkan latar belakang kota perkotaan untuk gambar. Download salinan gambar ini kota dan memuatnya ke Photoshop. Tarik seluruh gambar ke kanvas kita dan mengubah ukuran sampai menutupi seluruh kanvas.

Pada lapisan ini baru dibuat, menerapkan penyesuaian berikut:

Hitam dan Putih

4 black and white Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

4 curve Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Then apply the following filters:

Halftone Pattern

4 half tone 500x341 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Box Blur

4 box blur Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Name this layer as “city” and you will have the following effect as a result:

4 effect Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 5

Kembali ke lapisan latar belakang, ambil Magic Wand tool dan membuat pilihan area putih:

5 magic wand 500x617 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Tekan Ctrl + Alt + R dan membawa alat Ujung Pertajam, menerapkan pengaturan berikut:

5 refine edge Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Tekan Ctrl + Shift + I dan invers seleksi, kembali ke lapisan "kota" dan pergi ke Edit> Hapus dan Anda akan melihat pop model gambar keluar:

5 effect 500x639 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 6

Gandakan "kota" lapisan sekali dan pada lapisan diduplikasi, pergi ke Filter> Blur> Radial Blur dan menerapkan pengaturan berikut:

6 blur Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Ubah blending mode layer hasil duplikasi untuk "Screen" dan Anda akan memiliki efek berikut:

6 effect 500x635 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Membuat duplikat dari duplikat layer, dan mengubah blending mode layer "warna membakar". Anda akan memiliki efek berikut:

6 effect 2 500x635 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Step 7

Sekarang bagian atas foto tampaknya sedikit kosong dan kita bisa menambahkan sedikit tekstur awan untuk itu. Jadi men-download salinan ini brushset awan dan hanya membuat layer baru dan cat awan beberapa di atasnya:7 cloud 500x625 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Petunjuk: untuk membuat sumber cahaya di atas awan, hanya melukis di atas posisi yang sama beberapa kali. (Dalam kasus ini, itu pojok kanan atas)

Step 8

Untuk menyelesaikan gambar, menambahkan dua lapisan penyesuaian baru seperti berikut:

Colour Balance

shadow

8 col bal 1 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Midtones

8 col bal 2 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Curves

8 curves Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Dan Anda akan memiliki efek berikut:

8 effect 500x626 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Ok itu saja untuk tutorial ini! Anda tentu saja dapat menambahkan beberapa tekstur Anda sendiri atau efek filter dan melihat apa hasil akhirnya!

Berikut adalah gambar akhir saya untuk tutorial ini: (saya sedikit menyesuaikan keseimbangan warna dan) - Klik untuk memperbesar:

pop art urban poster final 3 500x625 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop

Black and White version:

pop art urban poster final 4 500x625 Create a Pop Art Style Poster with Urban City Background in Photoshop



SUMBER : http://www.psdvault.com/photo-effect/create-a-pop-art-style-poster-with-urban-city-background-in-photoshop/

Tuesday, March 13, 2012

Mengenal Channel



pada dasarnya fungsi kegunaan fasilitas channel mirip dengan fungsi fasilitas layer, yang membedakan adalah kalau fasilitas layer merupakan salah satu media untuk menyusun image-image yang akan membentuk sebuah kesatuan gambar yang utuh, maka channel merupakan media untuk menyusun warna-warna yang akan membentuk sebuah kesatuan warna yang sempurna.
channel dalam bahasa indonesia disebut "saluran/bagian" adalah salah satu menu didalam program adobe photoshop untuk pembagian warna-warna. kalau diibaratkan seorang pelukis kaca, channel merupakan lapisan kaca-kaca yang dapat kita warna satu persatu sebagai lukisan.
sebagai contoh anda dapat membuka file image yang berupa warna CMYK. warna tersebut terdiri dari empat bagian channel yang masing-masing channelnya mempunyai pemisahan warna diantaranya channel 1 warna cyan (biru), channel 2 warna magenta (merah), channel 3 warna yellow (kuning), dan channel 4 warna black (hitam)
untuk membuka channel anda dapat membuka pallet channel dengan cara pilih dan klik menu window - channel.
keterangan pallet channel:
load channel as selection: untuk membuat seleksi pada channel
save selection as channel : untuk menyimpan seleksi pada channel
create new channel : untuk membuat channel baru
delete current channel : untuk menghapus channel
channel menu : tombol segitiga berisi menu-menu channel diantaranya yaitu
- dock to palette wall : untuk meletakkan kedalam palette wall
- new channel : untuk membuat channel baru
- duplicat channel : untuk membuat channel duplikat
- delete channel : untuk menghapus channel
- new spot channel : untuk membuat channel spot baru
- merge spot channel : untuk menggabungkan channel channel spot
- channel options : untuk mengoperasikan channel
- split channel : untuk memisahkan channel
- merge channel : untuk menggabungkan channel yang di split
- pallet options : untuk mengoperasikan pallete channel

Sunday, March 11, 2012

LAYER STYLE


anda dapat memberikan style dengan beberapa efek khusus dengan sebuah layer. gunakan palet style atau gunakan kotak dialog layer style. Layer style antara lain adalah :
selanjutnya didalam daftar style atur beberapa parameter seperti berikut ini :
blend mode : memberikan bentuk blending pada bayangan yang diberikan atau untuk memilih perpaduan warna pada layer
opacity : mengatur tingkat transparasi bayangan
anggle : mengatur arah bayangan atau mengatur titik sumber cahaya yang berpengaruh dalam bayangan
distance : mengatur jarak bayangan dengan objek
spreade : mengatur perpedaran bayangan
size : mengatur besar kecilnya bayangan atau juga bisa mengatur penyebaran dari efek yang menggunakan blur
contour : mengautr kontur bayangan
noise : mengatur bayangan menjadi bintik-bintik atau untuk mengatur titik pixel efek bayangan
didalam penggunaan style yang lain, ada beberapa fasilitas pengaturan efek, yang keserasiannya sudah disesuaikan berasarkan maksud dan tujuan seperti
1. choke(pada style inner shadow)
untuk mengatur ketegasan efek blur dalam efek bayangan
2. range (pada style outher glow, inner glow dan contour)
untuk mengatur ketebalan efek glow dan contour
3. style (pada style bevel and emboss)
untuk menentukan jenis-jenis ketimbulan objek
4. technique (pada style outher glow dan bevel emboss)
untuk mengatur jenis-jenis efek kekaburan
5. Dept (pada style bevel dan emboss)
untuk mengatur ketebalan atau kedalam teksture
6. Direction (pada style bevel dan emboss)
untuk menentukan posisi ketimbulan objek (atas/bawah)
7. soften (pada style bevel dan emboss)
untuk menentukan kelembutan atau kekaburan objek
8. scale (pada style bevel dan emboss)
untuk menentukan skala motif pada objek
9. pattern ( pada style bevel and emboss texture dan pattern overlay)
untuk memilih teksture atau motif-motif yang tersedia
10. gradien (pada style gradient overlay)
untuk memilih jenis-jenis gradiasi
11. position (pada style gradient overlay)
untuk mengatur posisi efek garis, apakah garis tersebut ingin ditempatkan diluar, ditengah, atau didalam objek
12. color(pada style stroke)
untuk mengatur warna pada garis

Bekerja dengan layer



Layer merupakan elemen yang sangat penting pada saat kita bekerja dengan photoshop. elemen layer memungkinkan anda mengatur susunan komposisi gambar dengan mudah sesuai keinginan anda. layer dapat diumpamakan sebagai laposan lembar kerja yang tembus pandang yang saling bertumpukan dan membentuk sebuah objek. masing-masing layer dapat anda edit untuk menghasilkan suatu tampilan yang lebih bagus lagi.
anda dapat menambahkan lebih dari 100layer dalam imge yang anda buat. secar otomatis banyaknya layer yang anda pakai dalam sebuah image akan mempengruhi memory komputer anda. Setiap image yang terbuat dari beberapa layer hanya dapat disimpan dengan format photoshop document (*.psd)
untuk menambah atau membuat layer baru didalam sebuah image klik tombol create a new layer, dan layer baru akan ditambahkan pada image tersebut di posisi atas dari layer aktif

PALLET LAYER
beberapa layer yang telah and buat untuk menampilkan sebuah image akan ditampilkan dipalet layer. urutan layer yang anda buat diawali dengan layer yang paling bawah. yaitu layer background, lalu diikuti oleh berbagai layer lainnya. Sementara itu, layer yang terakhir anda buat akan ditampilkan di posisi teratas. Untuk menampilkan palet layer, pilih menu WINDOWS - LAYERS. Jika ingin mengedit atau mengaktifkan salah satu layer anda dapat mengklik nama layer tersebut di dalam palet layer

MENGATUR URUTAN LAYER
urutan sebuah layer menandakan posisis atau letak layer tersebut terhadap layer lainnya. sebuah layer diletakkan di posisi paling atas menandakan layer tersebut ditelakkan di atas layer lainnya. secara otomatis layer tersebut akan menutupi semua objek layer yang ada di bawahnya. namun anda dapat mengubah posisi atau urutan dari berbagai layer yang ada dalam sebuah image dengan menggunakan langkah berikut ini :
- Pilh layer yang akan anda pindah uturanna
- klik menu layer - arrange dan tentukan pilihan anda untuk mengatur posisi layer tersebut
  • Bring to Front, digunakan untuk memindah posisi layer ke sisi paling muka atau paling atas dari layer lainnya atau anda juga dapat menggunakan perintah shortcut SHIFT + CTRL + ]
  • Bring forward, digunakan untuk memindah posisi layer satu tingkat ke atas dari layer yang ada di atasnya CTRL + ]
  • Send backward, digunakan untuk memindah posisi layer satu tingkat ke bawah dari layer yang ada dibawahnya CTRL + [
  • Send to back, digunakan untuk memindah posisi layer ke sisi paling belakang atau paling bawah dari layer lainnya. SHIFT + CTRL + [
  • selain dengan menggunakan itu anda bisa juga dengan melakukan klik layer yang ingin anda pindah lalu tahan klik dan geser ke posisi atas atau bawah yang diinginkan

Monday, March 5, 2012

ELEMEN COREL DRAW X5




1. TITLE BAR
merupakan identitas aplikasi aktif saat ini dan di tempatkan pada baris paling atas yang terdiri dari nama aplikasi berikut nama folder dan nama file yang aktif saat ini
2. MENU BAR
sebaris menu yang dapat anda gunakan untuk membuat dan memodifikasi gambar fektor atau gambar bitmap.
3. TOOLBAR STANDAR
satu baris ikon yang sering digunakan saat menjalankan coreldraw. setiap icon pada toolbar standar dilengkapi dengan tooltip yang menampilkan nama dari perintah yang akan dijalankan, shortcut(tombol singkat) dan fungsi dari ikon yang dipilih tersebut, jika anda menempatkan pointer mouse diatas sebuah ikon maka tooltip akan segera di tampilkan.
4. PROPERTY BAR
merupakan pelengkap dari ikon terpilih dalam toolbox. ketika anda memilih sebuah obyek ellips maka dalam property bar akan menampilakn tool atau perintah untuk membuat dan mengedit lingkaran
5. TOOLBOX
salah satu jenis toolbar yang secara default diletakkan disisi sebelah kiri layar, yang digunakan untuk mempermudah proses pengambaran, mengedit gambar atau memberi warna gambar..baca disini lebih jelasnya
6. RULER
penggaris horizontal dan vertical yang terdapat diatas dan disebelah kiri drawing page. ruler dapat anda gunakan untuk menentukan ukuran dan posisi obyek di dalam sebuah gambar. dengan cara melakuakn dragging menggunakan pick tool dari posisi ruler ada dapat membuat garis bantu(guideline) kemudian lepas pada posisi tertentu dimana garis bantu akan anda tempatkan.
untuk dapat mengaktifkan ruler vertical dan horisontal gunakan langkah berikut ini :
klik menu tab VIEW, lalu pilih RULER
untuk dapat merubah satuan ruler gunakan langkah berikut ini : (1) klik Pick tool (2) kemudia klik anak panah kebawah pada kotak pilihan unit seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini
7. DOCUMEN NAVIGATOR
digunakan untuk menambah halaman dan memindah urutan halaman dan mengcopy halaman
8. CONTROL WINDOW
yang terdiri dari minimize (untuk meminimalkan tampilan jendela aplikasi, hingga hanya sebagai tombol aplikasi dalam baris taskbar), maximize(untuk memperbesar atau mengembalikan tampilan jendela aplikasi pada ukuran semula), close(untuk menutup aplikasi corel draw)
9. DRAWING PAGE
adalah area yang menunjukkan daerah percetakan (printable area) yang terdapat dalam document windows
10. DRAWING WINDOWS
adalah area diluar batas drawing page dengan kontrol scroll bar. anda dapat meletakkan gambar pada area ini, tetapi pada saat proses pencetakan anda harus menempatkan hasil desain didalam drawing pages, sebab hanya bagian yang berada di dalam drawing page yang tercetak
11. SCROLL BAR VERTIKAL
digunakan untuk menggulung layar keatas dan kebawah
12. COLOR PALETTE
datar pilihan warna yang diletakkan di sisi sebelah kanan layar yang berfungsi untuk memasang warna fill dan warna outline obyek terpilih. untuk mengganti warna fill digunakan klik kiri pada warna yang dinginkan sedangkan untuk mengganti warna outline dapat menggunakan klik kanan
13. STATUS BAR
baris paling bawah dalam aplikasi yang menampilkan informasi yang berhubungan dengan obyek seperti type, ukuran, warna, status proofing warna, profile warna dan informasi lain
14. SCROOL BAR HORISONTAL
digunakan untuk menggulung layar ke kiri dan ke kanan
15. DOCKER
sebuah jendela yang berisi perintah dan pengaturan yang relevan dengan sebuah tool secara spesifik

TOOL COREL DRAW X5



toolbox adalah salah satu jenis toolbar yangsecara defaul akan diletakkan disisi sebelah kiri layar. untuk lebih lanjut mengenal masing-masing tool di dalam corel draw akan di bahas di bawah ini

PICK TOOL
Untuk memilih, mengubah ukuran, memiringkan atau memutar obyek sesuai keinginan
SHAPE EDIT TOOL
  • SHAPE F10 untuk mengubah bentuk obyek secara halus
  • SMUDGE BRUSH untuk membuat efek distorsi pada obyek garis
  • ROUGHEN BRUSH untuk membuat efek bergerigi pada outline garis vektor dari obyek
  • FREE TRANFORM untuk memutar obyek dengan bebas
CROP TOOL
  • CROP untuk mengambil bagian gambar yang terpilih dan membuang bagian luar seleksi
  • KNIFE untuk memotong obyek/gambar
  • ERASER X, untuk menghapus bagian obyek/gambar
  • VIRTUAL SEGMENT DELETE untuk memotong segmen garis yang berpotongan dengan obyek lain
ZOOM TOOL
  • ZOOM "z" untuk memperbesar atau memperkecil ukuran tampilan desain
  • HAND "H" untuk menggeser tampilan desain jika ukurannya melebihi ukuran drawing page

CURVE TOOL
  • FREEHAND "F5" untuk membuat garis bentuk bebas dengan cara dragging dalam drawing page
  • 2 POINT LINE untuk membuat garis dengan menentukan dua buah titik dalam drawing page
  • BEZIER untuk membuat garis lurus dengan dua lebih
  • ARTISTIKC MEDIA "I" untuk membuat garis dengan gaya artistic, pada pilihan ini terdapat 5 pilihan antara lain; preset, Brush, sprayer, calligraphic dan preasure
  • PEN, untuk menggambar kurve dengan satu segment
  • B-SPLINE untuk membuat garis bentuk bergelombang
  • POLYLINE, untuk menggambar garis lurus dan kurva
  • 3 POINT CURVE, untuk membuat kurve dengan cara dragging dari titik-1 kemudian lepas dititik ke-2 lalu klik pada titik ke-3 untuk mengakhiri pembuatan kurva
SMART TOOL
  • SMART TOOL untuk memberikan fill dencan cepat sebuah ruang yang dihasilkan dari perpotongan beberapa obyek hingga membentuk obyek baru dengan fill yang anda pilih pada property bar
  • SMART DRRWAING "SHIFT+S" untuk menggambar bentuk bebas dengan cara mengubah freehand menjadi bentuk dasar dan menghaluskan kurva
RECTANGLE TOOL
  • RECTANGLE "F6" untuk membuat obyek kotak dengan cara dragging dalam drawing page
  • 3 POINT RECTANGLE untuk membuat obyek kotak dengan cara dragging dari titik 1 lepas pada titik ke 2 berikutnya klik pada titik ke 3 untuk mengakhiri pembuatan obyek persegi empat
ELLIPSE TOOL
  • ELLIPSE "F7" untuk membuat obyek berbentuk elips atau lingkaran
  • 3 POINT ELLIPSE untuk membuat obyek berbentuk ellips dengan cara dragging dari titik 1 sebagai awal lilngkaran, lepas pada titik ke 2 dan berikutnya lakukan klik pada titik ke-3 sebagai akhir dari pembuatan lingkaran
OBJECT TOOLS
  • POLYGONAL "Y" untuk membuat obyek polygonal(obyek sudut banyak)
  • STAR untuk membuat obyek bentuk bintang
  • COMPLEX STAR untuk membuat obyek bentuk bintang yang kompleks
  • GRAPH PAPER D untuk membuat obyek tabel dari gabungan beberapa kotak/rectangle
  • SPIRAL "A" untuk membentuk obyek spiral dengan cara klik ikon ini lalu dragging dalam drawing page

PERFECT SHAPES TOOLS
  • BASIC SHAPES untuk membuat obyek bentuk dasar seperti yang tersedia dalam sistem CORELDRAW X5
  • ARROW SHAPES untuk membuat obyek bentuk anak panah dengan berbagai bentuk, pola, arah dengan beberapa bentuk ujung panah
  • FLOWCHART SHAPES untuk penyusunan gambar diagram atau flowchart
  • BANNER SHAPES untuk membuat obyek bentuk banner
  • CALLOUT SHAPES untuk membuat obyek bentuk callout yang berfungsi untuk memberikan keterangan pada gambar lain
TEXT TOOL
Untuk membuat dan mengedit paragraf atau artistik teks


TABLE TOOL
untuk membuat, memilih atau mengedit tabel


DIMENSION TOOLS
  • PARALLEL DIMENSION untuk menggambar garis dimensi paralel
  • HORIZONTAL or VERTICAL DIMENSION untuk membuat garis dimensi horrisontal atau vertikal
  • ANGULAR DIMENSION untuk membuat garis dimensi dua buah garis yang membentuk sudut
  • SEGMENT DIMENSION untuk membuat garis dimensi sebuah segment garis
  • 3 POINT CALLOUT untuk membuat garis penunjuk yang berfungsi untuk memberikan suatu penjelasan pada sebuah segmen
CONNECTOR TOOL
  • STRAIGHT LINE CONNECTOR untuk membuat garis yang menghubunggkan dua buah obyek
  • RIGHT ANGLE CONNECTOR untuk membuat garis membentuk sudut yang menghubungkan dua buak obyek
  • RIGHT ANGLE ROUND CONNECTOR untuk membuat garis membentuk sudut tumpul yang menghubungkan dua buah obyek
  • EDIT ANCHOR untuk memperbaiki ancchor point garis konnector pada obyek yang telah anda pasang
INTERACTIVE TOOL
  • BLEND untuk membuat obyek blend secara langsung pada obyek
  • CONTOUR untuk membuat obyek contour secara langsung pada obyek
  • DISTORT untuk memberi efek distorsi secara langsung pada obyek
  • DROP SHADOW untuk memberi efek bayangan secara langsung pada obyek
  • ENVELOPE untuk membuat obyek envelope secara langsung pada obyek
  • EKSTRUDE untuk membuat obyek extrude secara langsung pada obyek
  • TRANSPARANCY untuk mengatur transparasi warna secara langsung pada obyek

EYEDROPPER TOOLS
  • COLOR EYEDROPPER untuk mengetahui prosentase warna yang digunakan pada fill suatu obyek
  • ATTRIBUTES EYEDROPPER untuk mengcopy atribut sebuah obyek untuk diterapkan pada obyek lain seperti outline, color, size, effect
OUTLINE TOOL

  • OUTLINE PEN "F12" untuk menampilkan kotak dialog outline pen
  • OUTLINE COLOR "SHIFT+F12" untuk memilih warna outline menggunakan color outline atau color pelette
  • NO OUTLINE untuk menghapus outline pada obyek
  • HAIRLINE untuk menggunakan outline tipis pada obyek
  • 0,5 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 0,5 point
  • 0,75 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 0,75 point
  • 1 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 1 point
  • 1,5 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 1,5 point
  • 2 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 2 point
  • 3 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 3 point
  • 4 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 4 point
  • 8 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 8 point
  • 10 PT untuk mengubah tebal outline obyek menjadi 10 point
  • COLOR untuk mengatur dan menentukan warna outline dengan color docker
FILL TOOLS
  • UNIFORM FILL "SHIFT+F11" untuk menampilkan kotak dialog uniform fill
  • FOUNTAIN FILL "F11" untuk menampilkan kotak dialog fountain fill
  • PATTERN FILL untuk menampilkan kotak dialog pattern fill
  • TEXTURE FILL untuk menampilkan kotak dialog texture fill
  • POSTSCRIPT FILL untuk menampilkan kotak dialog postscript fill
  • NO FILL untuk menghapus fill pada obyek terpilih
  • COLOR untuk mengatur dan menentukan warna

INTERACTIVE FILL TOOL
  • INTERACTIVE FILL "G" untuk mengatur warna fill secara langsung pada obyek
  • MESH FILL "M" untuk menerapkan warna dengan mesh grid pada obyek




MENU MATERI PRAKARYA DAN KERAJINAN

MATERI KERAJINAN

DAFTAR MATERI:


-

lMATERI REKAYASA


PKWU

DAFTAR MATERI:


DATA LIST VIDEO SISWA


- DATA MENU DAN TUGAS -

Klik Menu untuk masuk kedalam Menu:

LINK ULANGAN