Monday, February 27, 2012

Jenis Tata Letak / Plant Layout Pabri


Macam dan Jenis Tata Letak / Plant Layout Pabrik - Berdasarkan Produk, Proses dan Bahan Baku - Product, Process & Stationary

Dalam menentukan plant layout atau tata letak pabrik yang baik haruslah ditentukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti jenjang tahapan / tahap proses produksi, macam hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang dipakai atau digunakan serta berdasarkan sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut.

Jenis-Jenis / Macam-Macam tata letak pada pabrik ada tiga, yaitu antara lain adalah :

1. Tata Letak Berdasarkan Produk / Layout by Product
Tata letak jenis ini membentuk suatu garis mengikuti jenjang proses pengerjaan produksi suatu produk dari awal hingga akhir.

2. Tata Letak Berdasarkan Proses / Layout by Process
Layout pada jenis tata letak berdasarkan proses memiliki bagian yang saling terpisah satu sama lain di mana aliran bahan baku terputus-putus dengan mesin disusun sesuai fungsi dalam suatu grup departemen.

3. Tata Letak Berdasarkan Stationary / Layout by Stationary
Tata letak jenis ini mendekatkan sumber daya manusia / sdm serta perlengkapan yang ada pada bahan baku untuk kegiatan produksi.(Sumber : http://organisasi.org/macam_dan_jenis_tata_letak_plant_layout_pabrik_berdasarkan_produk_proses_dan_bahan_baku_product_process_stationary)

Sedang dalam Koran atau surat kabar merupakan suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, yang biasanya dicetak pada kertas dengan kualitas rendah dan murah. Koran berisi berita-berita terbaru/terkini dalam berbagai topik bahasan, tergantung jenis korannya. Topik koran bisa berupa politik, olahraga, kriminal, hiburan dan lain-lain.

Koran terbit setiap hari, sepanjang tahun. Dalam koran biasanya terdapat topik-topik tertentu yang dimuat pada hari tertentu, misalnya dalam koran edisi hari Minggu.

Sebagai media informasi dan komunikasi surat kabar/koran harus mempunyai tata letak/lay-out yang memiliki ciri-ciri, yang dapat dilihat dari format, cara penyusunannya dalam kolom-kolom, cara pemakaian tipografi (huruf), warna, serta penempatan berita, foto/ilustrasi, grafis dan iklan dalam satu halaman.

Ciri-ciri itu pula yang akhirnya akan membedakan segmentasi pasar suatu media cetak, untuk menengah ke atas atau menengah ke bawah. Seperti diungkapkan Lasswell dalam Effendy (1988) “komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu” (Effendi, 1988:13).

Desain/Lay-Out

Lay-out dalam sebuah koran/surat kabar memiliki fungsi serta tujuan untuk sell the news, grade the news set the tone, and guide the readers (menawarkan/menjual berita, menentukan rangking berita, membimbing para pembaca akan hal-hal yang harus dibaca terlebih dahulu).

Lebih lanjut lay-out sebuah surat kabar/koran dibuat dengan menyesuaikan gerak mata para pembaca. Dalam penyusunan lay-out sebuah surat kabar/koran, selain diperlukan adanya pengetahuan tentang jenis dan warna huruf, juga harus memiliki jiwa seni. Sebab dari ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mata pembaca.

Posisi suatu berita, isi dan pola yang digunakan semuanya dibuat untuk melayani pembaca. Sehingga lay-out itu disesuaikan dengan siapa pembacanya. Berdasarkan desain, lay-out, dan tipografi dapat menjadi sebuah ekspresi pencerminan kepribadian surat kabar itu sendiri, sehingga pembaca dapat memberikan penilaian akan jenis surat kabar yang dibacanya.

Lay out koran memang agak berbeda dengan lay-out majalah atau tabloid, karena koran lebih cenderung untuk menampilkan informasi secara padat. Padat disini dalam pengertian bahwa jumlah berita bisa panjang, namun luasan cetak sangat terbatas. Sebagai konsekuensi, teks cenderung lebih kecil, jarak antar baris juga sempit.

Untungnya, koran menampilkan informasi dalam bentuk kolom, sehingga memudahkan kita untuk mengikuti alur membacanya. Jadi, paling tidak tetap ada unsur yang membantu pembaca dalam menikmati informasinya.

Berdasarkan jenisnya lay-out surat kabar/koran dapat dibedakan menjadi:

  1. Symitrikal lay-out; disebut juga foundry/vertical lay-out, karena lebih seperti jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Lay-out seperti ini digunakan oleh The New York Times.

  2. Informal balance lay-out; banyak dipakai oleh surat kabar, karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan lebih baik jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat kalau diletakkan di bagian bawah halaman.

  3. Quadrat lay-out atau tata rias segi empat; sangat baik untuk surat kabar yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting dan menarik.

  4. Brace lay-out; menonjolkan suatu berita besar, lay-out seperti ini sering menggunakan “Banner Headline”, judul panjang. Berita penting ditempatkan disebelah kanan surat kabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke arah sana, kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.

  5. Circus lay-out; tata rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.

  6. Horizontal lay-out; tata rias mendatar, judul berita dibuat mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang.

  7. Function lay-out; tata rias yang setiap hari berubah, bergantung kepada perkembangan isi berita hari itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa sering dipakai apa yang disebut “skyline heads”. Jadi ada gejala pemindahan nama tempat nama surat kabar itu sendiri. Lay-out seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran mingguan terbitan Jakarta.

Selain bentuk kolom-kolom menjadi sangat penting untuk lay-out koran ada satu lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu white space atau ruang kosong. Penggunaan white space, atau ruang kosong, berguna untuk membantu pembaca fokus ke sajian utama, juga memisahkan elemen, entah karena alasan prioritas atau memang seharusnya terpisah.

Penggunaan ruang kosong yang tepat juga membantu pembaca untuk menikmati halaman dengan lega, sehingga membuat effek si pembaca berita merasa lebih nyaman tidak terkesan terlalu padat. White space ini biasanya juga ditempatkan sebagai pembatas antara berita dengan iklan.

Berbagai cara sengaja dilakukan oleh pembuat desain/lay-out koran tujuannya cuma satu, bagaimana membuat pembaca nyaman membaca dan cepat menangkap informasi yang ingin disampaikan dalam berita.

Ada sepuluh tips untuk membuat desain lay-out koran lebih baik, diantaranya:

  1. HIRARKI. Pembaca melihat – bukan membaca – sekilas apa berita yang paling penting pada sebuah halaman. Jadi tetapkan dengan jelas apa yang menjadi jangkar (berita utama) di tiap halaman. Lalu aturlah sedemikian rupa sehingga memang berita itulah yang disimak pertama kali oleh pembaca, kemudian berita-berita lainya..

  2. CIPTAKAN titik Pusat Pengaruh Visual (Central Visual Impact/CVI). Lebih dari 80 persen pembaca menelusuri halaman dengan mengikuti gambar-gambar dominan. Hal yang harus paling mencolok mata adalah berita utama. Ini berlaku untuk setiap halaman – tidak hanya halaman satu.

  3. TERTATA. Kebanyakan pembaca adalah orang yang sibuk. Karena itu informasi dalam sebuah halaman harus tertata rapi untuk menghindari kebingungan.

  4. KONTRAS. Halaman yang berhasil selalu memiliki elemen vertikal dan horisontal. Juga memilik elemen yang dominan dan elemen sekunder. Juga selalu tersusun ada sebuah berita utama (lead), berita penting tapi bukan berita utama (dominant headline) dan beberapa berita head sekunder.

  5. WARNA. Warna harus digunakan untuk menginformsikan sesuatu, bukan sekedar hiasan, atau kosmetik halaman. Penggunaan warna yang paling tepat dan paling baik adalah pada foto dan grafik. Warna juga harus mempermudah pembaca. Penata wajah harus berdasar pada logika ketika menggunakan warna. Ingat untuk urusan warna, kita benar-benar harus membatasi nafsu.

  6. TIPOGRAFI. Semakin banyak jenis huruf yang digunakan, membuat pembaca semakin terpecah konsentrasi membacanya. Harus dicari kecocokan antara apa isi berita dan apa jenis huruf yang harus digunakan.

  7. BERI KEJUTAN. Setiap hari – ingat setiap hari – kita harus memberi kejutan kepada pembaca. Mungkin kejutan itu datang lewat foto, pilihan berita utama, desain halaman, atau grafik. Pastikan bahwa pembaca – setelah membaca – merekomendasikan kepada orang lain untuk membacanya. Desain harus dapat menambah “daya kejut”. Rahasianya: istimewakanlah salah satu dari unsur yang hendak kita bikin sebagai kejutan tadi.

  8. LABRAK ATURAN. Peraturan dibuat untuk dilabrak? Betul, tapi harus ada alasan yang benar! Kalau aturan yang kita buat terus-menerus kita abaikan, konsistensi terpental keluar jendela. Hasil desain kita jadinya seperti retuntuhan bangunan. Ini salah. Soalnya tak ada lagi “penanda” yang menjadi pegangan pembaca. Tapi jangan juga terlalu patuh pada aturan karena itu pasti akan membuat pembaca bosan.

  9. KONSISTEN. Letakkan semua unsur halaman di tempat yang sama setiap hari. Jika di halaman ada rubrik, ada kolom, ada tabel atau grafis dan boks, letakkan pada tempat yang sama setiap hari, sampai ada perubahan desain yang diputuskan kemudian. Dengan begitu, maka pembaca yang sibuk tidak makan waktu banyak untuk mencari informasi itu sebelum membacanya.

  10. NYAMAN DILIHAT. Desain yang simpel, tapi dinamis dan nyaman dilihat adalah tujuan utama dari desain halaman. Ingat isi dari surat kabar lebih penting dari desainnya. Ingat juga bahwa desain itu hanya pengantar yang membawa tugasnya memikat pembaca lalu membawa pembaca ke isi berita.

    Catatan:

  1. Lay-out hendaknya mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri ke kanan. Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan.

  2. Gambar yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pas foto. Karena dengan foto aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang bersangkutan.

  3. Gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman.

  4. Fungsi foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting dalam lay-out.

  5. Gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di halaman dalam atau bersambung ke halaman lain.

  6. Kalau surat kabarnya berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna. Sebaiknya redaktur mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang mengerti arti warna.

  7. Berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber berita, tetapi untuk kepentingan pembaca.(fm)

    (sumber : http://fadlymolana.wordpress.com/2009/10/05/desain-lay-out-surat-kabar/)


0 comments:

Post a Comment

MENU MATERI PRAKARYA DAN KERAJINAN

MATERI KERAJINAN

DAFTAR MATERI:


-

lMATERI REKAYASA


PKWU

DAFTAR MATERI:


DATA LIST VIDEO SISWA


- DATA MENU DAN TUGAS -

Klik Menu untuk masuk kedalam Menu:

LINK ULANGAN