Wednesday, October 29, 2025

K3 "KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA"

 

🛡️ Pengertian dan Tujuan K3

Pengertian K3



Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK).

Secara etimologi, K3 di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Tujuan Penerapan K3

Menurut UU No. 1 Tahun 1970, tujuan utama penerapan K3 meliputi:

  1. Melindungi tenaga kerja dan setiap orang yang berada di tempat kerja agar terjamin keselamatan dan kesehatannya.

  2. Menjamin setiap sumber produksi (peralatan, mesin, dll.) dapat digunakan secara aman dan efisien.

  3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional.




🔎 Konsep Dasar K3 (Manajemen Risiko)

Penerapan K3 berpusat pada manajemen risiko, yang melibatkan langkah-langkah terstruktur:

1. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Ini adalah proses pengenalan dan pengenalan potensi bahaya (sumber kerusakan atau cedera) yang ada di tempat kerja. Bahaya dikelompokkan menjadi beberapa faktor:

  • Fisika: Kebisingan, getaran, suhu ekstrem, pencahayaan, radiasi.

  • Kimia: Bahan-bahan beracun, mudah terbakar, korosif, seperti uap, gas, atau debu.

  • Biologi: Virus, bakteri, jamur, atau serangga (sangat relevan di masa pandemi).

  • Ergonomi: Postur kerja yang buruk, gerakan berulang, atau beban kerja yang melebihi batas.

  • Psikososial: Stres kerja, bullying, jam kerja yang panjang.

2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setelah bahaya diidentifikasi, perusahaan harus menilai seberapa besar kemungkinan (likelihood) bahaya tersebut akan terjadi dan seberapa besar dampak (severity) atau kerugian yang ditimbulkannya.

$$Risiko = Kemungkinan \times Dampak$$

3. Pengendalian Risiko (Risk Control)

Ini adalah langkah paling krusial. Pengendalian risiko dilakukan berdasarkan hierarki atau urutan prioritas, yang dikenal sebagai Hierarki Pengendalian (Hierarchy of Controls):

HierarkiMetodePenjelasan
Paling Efektif1. EliminasiMenghilangkan bahaya sepenuhnya (misalnya, tidak menggunakan bahan kimia berbahaya sama sekali).
2. SubstitusiMengganti bahan atau proses berbahaya dengan yang lebih aman (misalnya, mengganti cat berbasis pelarut dengan cat berbasis air).
3. Rekayasa (Engineering)Mengisolasi orang dari bahaya (misalnya, memasang pelindung mesin, sistem ventilasi, atau peredam suara).
4. AdministrasiMengatur prosedur kerja dan pelatihan (misalnya, Standard Operating Procedure/SOP, rotasi kerja, pelatihan K3).
Paling Tidak Efektif5. Alat Pelindung Diri (APD)Memberikan perlindungan langsung kepada pekerja (misalnya, helm, sarung tangan, sepatu keselamatan, masker). APD adalah pilihan terakhir.

🦺 Kewajiban dan Tanggung Jawab

Kewajiban Pengurus/Perusahaan

  • Menyediakan dan menjelaskan kondisi, bahaya, dan cara kerja yang aman kepada tenaga kerja baru.

  • Menyediakan APD yang diwajibkan secara gratis.

  • Memasang poster dan rambu K3.

  • Membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) jika memenuhi syarat (PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3).

  • Melaporkan setiap kecelakaan kerja.

Kewajiban Tenaga Kerja

  • Mentaati semua petunjuk K3 yang ada.

  • Menggunakan APD yang diwajibkan dengan benar.

  • Meminta agar syarat-syarat K3 dilaksanakan.

  • Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pengawas K3.


🧤 Apa Itu Alat Pelindung Diri (APD)?

Alat Pelindung Diri (APD) (Personal Protective Equipment/PPE) adalah seperangkat alat yang wajib digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja yang tidak dapat dihilangkan atau dikendalikan sepenuhnya melalui metode pengendalian risiko lainnya.

APD merupakan lapisan perlindungan terakhir dalam Hierarki Pengendalian Risiko K3.

Peraturan Dasar

Kewajiban penggunaan APD diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, di mana pengurus (perusahaan) wajib menyediakan APD secara cuma-cuma, dan tenaga kerja wajib menggunakannya.


🎯 Peran APD dalam Hierarki Pengendalian Risiko

Penting untuk dipahami bahwa APD BUKAN solusi utama dalam K3, melainkan solusi terakhir:

  1. Eliminasi (Menghilangkan bahaya)

  2. Substitusi (Mengganti bahaya dengan yang lebih aman)

  3. Rekayasa Teknik (Engineering Control - memasang pelindung, ventilasi)

  4. Administrasi (SOP, pelatihan, rotasi kerja)

  5. APD (Melindungi pekerja saat bahaya tidak dapat dihilangkan)

APD hanya berfungsi untuk mengurangi dampak risiko, bukan menghilangkan sumber bahayanya.


🛡️ Jenis-Jenis APD Berdasarkan Bagian Tubuh yang Dilindungi

APD dikategorikan berdasarkan bagian tubuh yang dilindungi dari paparan bahaya:

Bagian TubuhJenis APDContoh Fungsi dan Bahaya
KepalaHelm Keselamatan (Safety Helmet)Melindungi dari benturan, kejatuhan benda, dan sengatan listrik.
Mata & WajahKacamata Keselamatan (Safety Glasses), Pelindung Wajah (Face Shield)Melindungi dari percikan bahan kimia, debu, partikel melayang, dan radiasi.
TelingaSumbat Telinga (Ear Plugs), Tutup Telinga (Ear Muffs)Melindungi dari paparan kebisingan tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran.
PernapasanMasker Respirator, SCBA (Self-Contained Breathing Apparatus)Melindungi dari gas beracun, uap, debu, atau asap (melalui penyaringan udara atau pasokan udara bersih).
TanganSarung Tangan Keselamatan (Safety Gloves)Melindungi dari luka gores, panas, bahan kimia, sengatan listrik, atau getaran (jenis sarung tangan bervariasi).
KakiSepatu Keselamatan (Safety Shoes/Boots)Melindungi dari kejatuhan benda berat, tertusuk benda tajam, permukaan licin, atau bahaya listrik/kimia.
BadanPakaian Pelindung (Coverall), Apron, Rompi ReflektifMelindungi dari suhu ekstrem, percikan api, bahan kimia, dan meningkatkan visibilitas pekerja.
JatuhTali Kekang Tubuh (Safety Harness), Tali Pengaman (Lanyard)Wajib digunakan saat bekerja di ketinggian untuk mencegah dan menahan pekerja dari jatuh bebas.

📝 Persyaratan Kunci APD yang Baik

Agar efektif, APD harus memenuhi syarat-syarat tertentu:

  1. Sesuai Standar: APD harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar internasional yang relevan.

  2. Efektif Melindungi: APD harus mampu memberikan perlindungan optimal terhadap bahaya spesifik di tempat kerja.

  3. Nyaman Digunakan: APD harus pas dengan ukuran pekerja dan tidak menimbulkan risiko tambahan.

  4. Terawat dan Bersih: Harus selalu diperiksa sebelum digunakan dan dijaga kebersihannya.

  5. Dipelihara: Perusahaan wajib menyediakan prosedur pemeliharaan dan penggantian APD yang rusak atau kedaluwarsa.

APA ITU "IOT"



 Internet of Things (IoT) adalah sebuah konsep di mana objek-objek fisik sehari-hari ("things") dilengkapi dengan sensor, perangkat lunak, dan teknologi lain yang memungkinkan mereka untuk terhubung dan bertukar data melalui internet dengan perangkat dan sistem lain.

Secara sederhana, IoT adalah jaringan perangkat yang saling terhubung yang dapat mengumpulkan dan berbagi informasi.

⚙️ Komponen Utama IoT

Ekosistem IoT terdiri dari empat komponen utama:

  1. Perangkat (Things): Ini adalah objek fisik yang dilengkapi sensor dan aktuator, seperti smartwatch, termostat pintar, mobil, mesin pabrik, atau bahkan hewan ternak. Mereka mengumpulkan data dari lingkungan.

  2. Konektivitas (Connectivity): Data yang dikumpulkan perlu dikirimkan ke suatu tempat. Ini dilakukan melalui berbagai teknologi jaringan seperti Wi-Fi, Bluetooth, seluler (4G/5G), dan jaringan berdaya rendah (LoRaWAN).

  3. Pemrosesan Data (Data Processing): Setelah data mencapai cloud atau pusat data, perangkat lunak memproses dan menganalisisnya. Ini bisa berupa pengecekan suhu melampaui batas, atau mengidentifikasi pola efisiensi.

  4. Antarmuka Pengguna (User Interface): Hasil pemrosesan data disajikan kepada pengguna melalui aplikasi, dashboard, atau peringatan. Pengguna juga dapat memberikan perintah kembali ke perangkat melalui antarmuka ini (misalnya, mematikan lampu dari jarak jauh).


🎯 Tujuan Utama IoT

Tujuan utama dari IoT adalah meningkatkan kualitas hidup dan efisiensi kerja dengan membuat perangkat lebih "pintar" dan otonom. Ini dicapai melalui:

  • Otomatisasi: Perangkat dapat bekerja secara mandiri tanpa campur tangan manusia (misalnya, penyiraman tanaman otomatis).

  • Wawasan: Mengumpulkan data untuk menghasilkan insight yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik (misalnya, menganalisis pola konsumsi energi di rumah).

  • Kontrol Jarak Jauh: Mengelola dan mengontrol perangkat dari mana saja (misalnya, mengunci pintu rumah melalui aplikasi smartphone).


🏠 Contoh Penerapan IoT

IoT sudah diterapkan di berbagai bidang:

BidangContoh PenerapanManfaat
Rumah Pintar (Smart Home)Lampu pintar, termostat otomatis, kamera keamanan terkoneksi, kunci pintu pintar.Kenyamanan, efisiensi energi, dan keamanan.
Kota Pintar (Smart City)Pengelolaan lalu lintas cerdas, tempat sampah pintar, pemantauan kualitas udara.Mengurangi kemacetan, meningkatkan layanan publik.
Kesehatan (Healthcare)Alat pemantau kesehatan yang dapat dipakai (wearables), pelacak kebugaran, perangkat medis terkoneksi.Pemantauan pasien jarak jauh, respon darurat yang lebih cepat.
Industri (IIoT)Sensor pada mesin pabrik untuk prediksi kerusakan, pelacakan aset, manajemen rantai pasokan.Peningkatan efisiensi operasional, pengurangan biaya pemeliharaan.

⚠️ Tantangan IoT

Meskipun bermanfaat, IoT juga memiliki tantangan signifikan:

  • Keamanan (Security): Semakin banyak perangkat yang terhubung, semakin besar potensi celah keamanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas.

  • Privasi (Privacy): Jumlah data pribadi yang dikumpulkan sangat besar, menimbulkan kekhawatiran tentang bagaimana data tersebut disimpan dan digunakan.

  • Interoperabilitas: Standar komunikasi yang berbeda antar produsen dapat menyulitkan perangkat dari merek yang berbeda untuk bekerja sama.


💡 Peluang Usaha di Bidang IoT

Peluang usaha dalam IoT dapat dikelompokkan menjadi tiga area utama: Perangkat Keras, Perangkat Lunak, dan Layanan.

1. Pengembangan Perangkat Keras (Hardware Development)

Ini berfokus pada perancangan dan produksi "Things" itu sendiri.

  • Pembuatan Sensor dan Aktuator Khusus: Merancang dan memproduksi modul sensor yang disesuaikan untuk kebutuhan spesifik (misalnya, sensor kualitas air untuk tambak udang, atau sensor getaran untuk pemeliharaan prediktif mesin pabrik).

  • Perangkat IoT Siap Pakai (Consumer IoT): Mengembangkan perangkat untuk rumah tangga pintar, seperti smart plug, kamera keamanan nirkabel, atau perangkat kesehatan yang dapat dikenakan (wearables).

  • Perangkat Gerbang (Gateway) dan Penghubung: Membuat perangkat yang berfungsi sebagai jembatan untuk mengumpulkan data dari banyak sensor di lokasi terpencil sebelum mengirimkannya ke cloud.


2. Pengembangan Perangkat Lunak dan Platform (Software & Platform)

Ini adalah otak di balik sistem IoT, yang mengelola data yang dikumpulkan.

  • Platform Manajemen Data IoT: Membangun platform cloud yang memungkinkan perusahaan untuk menyimpan, mengelola, menganalisis, dan memvisualisasikan data dari ribuan perangkat IoT. Ini adalah salah satu peluang terbesar.

  • Pengembangan Aplikasi dan Dashboard: Membuat antarmuka pengguna (UI) yang intuitif agar pengguna atau perusahaan dapat memantau status perangkat, menerima peringatan, dan mengontrol perangkat dari jarak jauh melalui smartphone atau web.

  • Layanan Analitik Data (AI/Machine Learning): Menggunakan Kecerdasan Buatan (AI) untuk menganalisis data besar (Big Data) dari IoT guna menghasilkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti, seperti memprediksi kegagalan mesin (predictive maintenance) atau mengoptimalkan rute logistik.


3. Layanan dan Konsultasi (Services & Consulting)

Ini berfokus pada penerapan, integrasi, dan pemeliharaan solusi IoT.

  • Integrator Solusi IoT: Perusahaan yang mengkhususkan diri dalam merancang, menginstal, dan mengintegrasikan solusi IoT dari berbagai vendor ke dalam sistem dan infrastruktur yang sudah ada milik klien (misalnya, mengintegrasikan sistem rumah pintar ke dalam rumah baru).

  • Konsultasi Keamanan Siber IoT: Menawarkan layanan untuk mengamankan jaringan perangkat IoT klien dari ancaman siber, karena keamanan adalah tantangan besar dalam IoT.

  • Layanan Maintenance dan Dukungan Jarak Jauh: Menyediakan dukungan teknis dan pemeliharaan berkelanjutan untuk perangkat dan sistem IoT yang telah dipasang.

  • Solusi IoT Vertikal Khusus: Mengembangkan solusi end-to-end yang sangat terfokus pada satu sektor industri, seperti:

    • Smart Farming (Pertanian Pintar): Sistem irigasi otomatis, pemantauan iklim mikro.

    • Smart City (Kota Pintar): Pengelolaan parkir dan lampu jalan pintar.

Thursday, September 4, 2025

Dasar Program Ardiuno

 coding Arduino berpusat pada bahasa pemrograman yang mirip dengan C/C++ dan menggunakan dua fungsi inti untuk menjalankan program



Arduino IDE download links:


🧠 Struktur Program Dasar Arduino (Sketch)

Program Arduino disebut Sketch. Setiap Sketch harus memiliki struktur minimal dua fungsi utama yang wajib ada:

1. void setup()

Ini adalah fungsi yang dieksekusi satu kali ketika board Arduino dinyalakan atau di-reset.

  • Fungsi: Digunakan untuk inisialisasi awal. Anda menentukan mode pin (sebagai input atau output), memulai komunikasi serial, atau menginisialisasi library atau modul yang terhubung.

  • Contoh:

    C++
    void setup() {
      // Menentukan Pin 13 sebagai OUTPUT untuk menyalakan LED
      pinMode(13, OUTPUT); 
      // Memulai komunikasi serial untuk menampilkan data ke komputer
      Serial.begin(9600); 
    }
    

2. void loop()

Ini adalah fungsi yang dieksekusi berulang-ulang tanpa henti setelah setup() selesai.

  • Fungsi: Berisi logika utama program, yaitu membaca input (dari sensor), memproses data, dan memberikan output (mengontrol aktuator).

  • Contoh:

    C++
    void loop() {
      // Logika utama di sini. Contoh: 
      // Baca sensor, cek kondisi, dan nyalakan/matikan LED 
    }
    

🔠 Elemen Dasar Coding

1. Komentar

Digunakan untuk memberikan catatan dalam kode. Komentar akan diabaikan oleh Arduino.

  • Satu Baris: // Ini adalah komentar satu baris

  • Multi-Baris:

    C++
    /* Ini adalah komentar 
    yang bisa terdiri
    dari beberapa baris.
    */
    

2. Variabel

Digunakan untuk menyimpan data. Anda harus menentukan tipe data saat mendeklarasikan variabel.

Tipe DataDeskripsiContoh Deklarasi
intBilangan bulat (integer)int nilaiSensor = 0;
floatBilangan pecahan/desimalfloat suhu = 25.5;
boolNilai Boolean (True atau False)bool lampuMenyala = false;
constVariabel yang nilainya tidak akan berubahconst int pinLed = 13;

3. Fungsi Kontrol Input/Output (I/O)

Ini adalah fungsi dasar Arduino untuk berinteraksi dengan pin.

FungsiTipe PinKegunaanContoh
pinMode(pin, mode)DigitalMenentukan apakah pin berfungsi sebagai INPUT atau OUTPUT.pinMode(2, INPUT);
digitalWrite(pin, value)Digital OutputMengatur pin ke HIGH (5V) atau LOW (0V).digitalWrite(13, HIGH);
digitalRead(pin)Digital InputMembaca nilai dari pin digital (hasilnya HIGH atau LOW).int tombol = digitalRead(2);
analogRead(pin)Analog InputMembaca tegangan analog dan mengonversinya menjadi nilai 0 hingga 1023.int cahaya = analogRead(A0);
delay(ms)UtilitasMemberhentikan program selama waktu tertentu (dalam milidetik).delay(1000); (Berhenti 1 detik)

📝 Contoh Program Dasar (Blink LED)

Ini adalah program "Hello World" di Arduino, yang menyalakan dan mematikan LED internal pada Pin 13 secara bergantian.

C++
// Menentukan pin LED yang akan digunakan
const int pinLed = 13; 

void setup() {
  // Mengatur pinLed (13) sebagai OUTPUT
  pinMode(pinLed, OUTPUT);
}

void loop() {
  // 1. Nyalakan LED
  digitalWrite(pinLed, HIGH); 
  // Tunggu 1 detik (1000 milidetik)
  delay(1000); 

  // 2. Matikan LED
  digitalWrite(pinLed, LOW);  
  // Tunggu 1 detik
  delay(1000); 
} 

❓ Struktur Kontrol (Logika)

Anda dapat menambahkan logika ke program menggunakan pernyataan kontrol:

A. Kondisional (if/else)

Digunakan untuk menjalankan kode tertentu berdasarkan suatu kondisi.

C++
if (nilaiSensor > 500) {
  // Lakukan ini jika kondisi Benar (True)
  digitalWrite(pinLed, HIGH);
} else {
  // Lakukan ini jika kondisi Salah (False)
  digitalWrite(pinLed, LOW);
}

B. Perulangan (for)

Digunakan untuk mengulangi blok kode sebanyak jumlah tertentu.

C++
for (int i = 0; i < 5; i++) {
  // Kode di dalam blok ini akan diulang 5 kali
  Serial.println(i);
}

berikut adalah contoh sketch lengkap untuk menghubungkan dan membaca data dari sensor analog, yaitu LDR (Light Dependent Resistor) atau sensor cahaya.


💡 Contoh Sketch Arduino: Membaca Sensor LDR

Project ini akan membaca intensitas cahaya menggunakan LDR dan menampilkan nilainya di Serial Monitor pada komputer Anda.

⚙️ Komponen yang Dibutuhkan

  1. Arduino Uno

  2. LDR (Light Dependent Resistor)

  3. Resistor (misalnya $10 \text{k} \Omega$)

  4. Kabel Jumper

🔗 Skema Rangkaian Dasar

  1. Hubungkan satu kaki LDR ke pin 5V Arduino.

  2. Hubungkan kaki LDR yang lain ke pin Analog A0 Arduino.

  3. Hubungkan kaki Resistor ($10 \text{k} \Omega$) yang terpisah ke pin Analog A0 (kaki yang sama dengan LDR).

  4. Hubungkan kaki Resistor yang tersisa ke pin GND Arduino.

Rangkaian ini membentuk pembagi tegangan, di mana nilai tegangan yang masuk ke A0 akan berubah seubah intensitas cahaya yang diterima LDR.


📝 Kode Program (Sketch)

Berikut adalah kode yang akan Anda tulis di Arduino IDE:

C++
// -----------------------------------------------------
// 1. Deklarasi Variabel (Global)
// -----------------------------------------------------

// Tentukan pin analog tempat LDR terhubung
const int pinLDR = A0; 

// Variabel untuk menyimpan nilai yang dibaca dari sensor
int nilaiCahaya = 0; 


// -----------------------------------------------------
// 2. Fungsi Setup: Dijalankan SATU KALI
// -----------------------------------------------------

void setup() {
  // Inisialisasi komunikasi Serial Monitor 
  // pada kecepatan 9600 baud
  Serial.begin(9600); 

  // Pin A0 secara default adalah input, tidak perlu diatur pinMode
  // Namun, jika menggunakan pin digital sebagai input/output, gunakan pinMode()
}


// -----------------------------------------------------
// 3. Fungsi Loop: Dijalankan Berulang-ulang
// -----------------------------------------------------

void loop() {
  // 1. Baca nilai analog dari pin A0. 
  // Hasil berupa angka antara 0 (gelap) hingga 1023 (terang)
  nilaiCahaya = analogRead(pinLDR); 

  // 2. Tampilkan hasil bacaan ke Serial Monitor
  Serial.print("Nilai Sensor LDR: ");
  Serial.println(nilaiCahaya); // println akan membuat baris baru setelah nilai

  // 3. Tambahkan jeda waktu agar pembacaan tidak terlalu cepat
  delay(500); // Jeda 500 milidetik (0.5 detik)
}

Hasil dan Interpretasi

Setelah Anda mengunggah kode ini ke Arduino dan membuka Serial Monitor di IDE:

  • Anda akan melihat deretan angka yang terus diperbarui setiap 0.5 detik.

  • Jika Anda menutup LDR dengan jari (gelap), nilai angka akan menurun (mendekati 0).

  • Jika Anda mengarahkan cahaya ke LDR (terang), nilai angka akan meningkat (mendekati 1023).

Dengan kode dasar ini, Anda dapat melanjutkan untuk membuat logika kontrol, misalnya:

C++
// Tambahkan ini di dalam loop() setelah membaca sensor:
if (nilaiCahaya < 300) {
  // Jika gelap (nilai di bawah 300), nyalakan lampu (misalnya LED di pin 13)
  digitalWrite(13, HIGH);
} else {
  // Jika terang, matikan lampu
  digitalWrite(13, LOW);
}

MENU MATERI PRAKARYA DAN KERAJINAN

MATERI KERAJINAN

DAFTAR MATERI:


-

lMATERI REKAYASA


PKWU

DAFTAR MATERI:


DATA LIST VIDEO SISWA


- DATA MENU DAN TUGAS -

Klik Menu untuk masuk kedalam Menu:

LINK ULANGAN