Wednesday, February 29, 2012

Mendorong dan berhenti


kali ini kita akan membuat animasi yaitu untuk mendorong obyek dan sekaligus apabila obyek menyentuh dinding dia tidak bisa melewatinya. ini adalah salah satu dari basic game flash
kita mulai saja
langkah -langkah berikut ini ;
1. Pada frame 1 buat obyek sebanyak 3 buah, tiap obyek jadikan symbol movie dengan instance name berbeda-beda

2. pada frame 1 klik kanan action berikan perintah dibawah ini
_root.onEnterFrame=function(){
if(Key.isDown(Key.UP)){
kotak._y -=5;
if(kotak.hitTest(dinding2)){
dinding2._y -=5;
}
if(kotak.hitTest(dinding1)){
kotak._y +=5;
}
}
if(Key.isDown(Key.DOWN)){
kotak._y +=5;
if(kotak.hitTest(dinding2)){
dinding2._y +=5;
}
if(kotak.hitTest(dinding1)){
kotak._y -=5;
}
}
if(Key.isDown(Key.RIGHT)){
kotak._X +=5;
if(kotak.hitTest(dinding2)){
dinding2._x +=5;
}
if(kotak.hitTest(dinding1)){
kotak._x -=5;
}
}
if(Key.isDown(Key.LEFT)){
kotak._X -=5;
if(kotak.hitTest(dinding2)){
dinding2._x -=5;
}
if(kotak.hitTest(dinding1)){
kotak._x -=5;
}
}
}

3. Test movie untuk mencoba

Monday, February 27, 2012

Komponen Desain Grafis 2




KOMPONEN KOMUNIKASI GRAFIS
Grafis memiliki unsur-unsur atau komponen-komponen yang dapat digabungkan dan dirancang dengan baik untuk menghasilkan sebuah media komunikasi yang komunikatif dan sugestif. Seorang desainer dituntut memiliki kemampuan untuk memadukan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain sehingga menghasilkan satu kesatuan visualisasi yang menarik, komunikatif dan sugestif. Untuk dapat menghasilkan hal tersebut, desainer harus memahami setiap unsur komunikasi grafis secara mendetail. Dengan memahami unsur-unsur atau komponen komunikasi grafis maka akan semakin besar peluang bagi desainer untuk dapat menghasilkan media komunikasi grafis yang berkualitas.

Agar lebih menarik mata (eye catching) diperlukan pengetahuan tentang unsur/komponen dalam desain grafis, antara lain:

1. Garis
2. Bentuk (Shape)
3. Warna, tekstur dan cahaya
4. Ilustrasi
5. Huruf/Typografi
6. Ruang (Space)

Jika dianalogikan dengan makanan, komponen tersebut bisa dianggap sebagai resep makanan (bahan & bumbu). Tidak semua bahan dan bumbu dicampurkan, bisa-bisa anda muntah memakannya. Begitu pula desain grafis, tidak semua karya desain menampung semua komponen desain grafis tersebut. Mungkin hanya satu atau beberapa unsur yang diprioritaskan. Jika semua komponen tersebut tampil sama kuatnya bisa-bisa audience pusing melihat karya anda.

Bahan dan bumbu tersebut sebelum dimasak, harus dipotong, dibersihkan dan diolah lebih dahulu. Koki dengan ilmu memasaknya, akan membuat makanan yang lezat dengan komposisi bumbu tertentu, dalam waktu tertentu dan suhu tertentu. Begitu pula desain grafis, agar desain menarik, komponen grafis tersebut harus diedit, retouching, diberi efek dan lain-lain. Kemudian dikomposisikan dengan prinsip desain yaitu: keseimbangan, keserasian, proporsi, irama, kesatuan. Sama seperti komponen grafis, karya desain grafis kita tidak sesalu menampung prinsip tersebut sama kuatnya. Anda harus memberi efek skala prioritas terhadap desain anda.

1. GARIS

Dalam kenyataannya ‘garis’ itu tidaklah ada. Jika anda kira rambut itu adalah garis, coba lihat dengan mikroskop, rambut terlihat dan terdiri dari banyak sel dengan bentuk-bentuk ornagik. Garis tercipta dari adanya perbedaan warna, cahaya atau perbedaan jarak, seperti gambar berikut. Tetapi dalam desain grafis, garis didefinisikan sebagai sekumpulan titik yang dideretkan memanjang. Garis di software grafis computer sering disebut outline (coreldraw), contour atau stroke (adobe photoshop). Setiap jenis garis memiliki karakter dan suasana yang berbeda.

Setiap garis menimbulkan kesan psikologis/persepsi tersendiri. Missalnya garis yang berbentuk ‘S’, sering dirasakan sesuatu yang lembut, halus dan gemulai. Bandingkan dengan garis yang membentuk ‘Z’, terkesan tegas dan kaku. Perasaan ini terjadi karena ingatan kita menyamakan dengan bentuk lengkung seperti bentuk tubuh yang sexy atau ombak di laut.

Garis secara orientasi terdiri dari :


1. Garis lurus horisontal, member kesan: sugesti ketenangan atau hal yang tak bergerak


2. Garis lurus vertikal, memberi kesan: stabilitas, kekuatan atau kemegahan


3. Garis lurus miring diagonal, memberi kesan: tidak stabil, sesuatu yang bergerak atau dinamika.


4. Garis melengkung (kurva): memberi kesan: keangungan, halus

Garis mempunyai style/gaya misalnya sebagai berikut:
1. Garis horizontal
2. Garis dot
3. Garis dash
4. Garis dashdot
5. Kaligrafi
6. Artistik

Garis mempunyai ujung misalnya sebagai berikut.
1. Ujung normal
2. Ujung panah
3. Ujung tumpul

Kombinasi garis-garis dasar tersebut akan menghasilkan garis-garis lain sebagai berikut.

Kombinasi garis horizontal dan vertical
Memberi kesan: formal, kokoh dan tegas.

Kombinasi garis diagonal:
Memberi kesan: konflik, perang, benci, larangan, contoh: rambu lau lintas ‘dilarang parkir’, ‘dilarang stop’, dan tanda tidak sama dengan di pelajaran matematika.

Kombinasi garis kurva
1. Spiral member kesan: kelahiran atau generasi penerus, hipnotis.
2. Setengah lingkaran, memberi kesan: kekokohan.
3. Gelombang, memberi kesan: mengalir, lembut, gemulai contohnya seperti logo yin-yang.

Kombinasi pada sudut
1. Pengulangan akan menimbulkan irama sehingga kesannya bisa riang, tenang, malas, stabil. Zig-zag member kesan bergairah, semangat,
dinamika atau gerak cepat.

2. Pencerminan

3. Pancaran

2. BENTUK


Bentuk juga disebut shape, dihasilkan dari garis-garis yang tersusun sedemikian rupa. Bentuk ada yang berbentuk 2 dimensi (dwimatra) dan 3 dimensi (trimatra). Setiap bentuk mempunyai arti tersendiri, tergantung budaya, geografis dan lain-lain. Contoh: segitiga bisa melambangkan konsep trinitas (ayah, ibu, anak), tapi di mesir segitiga melambangkan simbol feminisme (kewanitaan) Bentuk dasar 2 dimensi dan variasinya Bentuk dasar 2 dimensi adalah bentuk yang mempunyai dimensi panjang dan dimensi lebar. Pada dasarnya, bentuk dimulai dari segi 3 sampai segi tidak terhingga/lingkaran. Dari bentuk tersebut bisa dibuat pengembangan/kombinasi dan variasi lebih banyak lagi. Kombinasi dari bentuk-bentuk dasar akan menghasilkan bentuk baru kemampuan untuk mengkoordinasikan bentuk dapat dijumpai salah satunya di perangkat pengolah gambar seperti coreldraw. Bentuk dasar 3 dimensi dan variasinya Bentuk dasar 3 dimensi adalah bentuk yang memiliki dimensi panjang, lebar, dan kedalaman. Untuk melakukan bermacam-macam bentuk 3 dimensi yang lebih lengkap dapat menggunakan bentuk-bentuk dasar (primitive) pada program 3dstudio Max

3. Ilustrasi/Gambar/Image

Ilustrasi merupakan unsur grafis yang sangat vital dan dapat disajikan mulai dari goresan atau titik sederhana sampai dengan yang kompleks. Ilustrasi berfungsi untuk a). Menarik perhatian, b) Merangsang minat pembaca, c) Memberikan eksplanasi atas pernyataan, d) Menonjolkan keistimewaan daripada produk, e)
Memenangkan persaingan, f) Menciptakan suana khas, g) Dramatisasi pesan, h) Menonjolkan suatu merk atau semboyan dan mendukung judul iklan. Ilustrasi dapat berupa gambar, foto, maupun grafis lainnya. Gambar merupakan penjelasan yang dapat menerjemahkan isi iklan secara menyeluruh, mampu menarik perhatian sekaligus menangkap pandangan secara sepintas. Ilustrasi dapat dihasilkan melalui beberapa teknik berdasarkan metode pembuatannya yaitu:

1. Manual/Hand drawing/Gambar tangan. Dengan menggunakan alat seperti pensil, airbrush, kuas, cat, spidol, dan lain-lain. Cocok untuk pembuatan konsep, sketsa, ide, karikatur, komik, lukisan dan lain-lain. Untuk memindahkan ke dalam format digital perlu alat seperti scanner atau foto digital.

2. Computerized. Adalah sebuah metoda mendesain dengan menggunakan komputer sebagai piranti atau alat bantu dalam mendesain sebuah benda.
4. Warna
Warna adalah hal penting yang pertama dilihat (warna latar belakang). Warna akan memberikan kesan atau mood untuk keseluruhan gambar/grafis. Warna merupakan unsur penting dalam grafis karena dapat memberi dampak psikologis bagi yang melihatnya. Warna mampu memberikan sugesti yang mendalam pada manusia. Dalam komunikasi grafis, penggunaan warna perlu ditata dan disusun dengan tepat sehingga menimbulkan suasana yang dapat mempengaruhi psikologis seseorang. Untuk memperoleh desain warna yang efektif bisa dimulai dengan memilih warna yang bisa merepresentasikan tujuan dari media komunikasi grafis yang dibuat. Setaip warna mempunyai karakteristik tersendiri. Dengan warna kita dapat mengkomunikasikan desain kita kepada audience secara efektif.

a) Pengelompokan Warna Secara garis besar warna dikelompokkan menjadi 3 kelompok warna. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.


1. Warna Primer.
Warna primer adalah warna yang menjadi pedoman setiap orang untuk menggunakannya. Dalam penggunaanya warna pokok ada dua macam. Untuk grafis, yang dipakai adalah pigmen yang terdiri dari biru (cyan), merah (magenta), kuning (yellow). Pada foto dan grafis komputer, warna pokok cahaya terdiri dari red, green, dan blue (RGB).


2. Warna Sekunder.
Warna Sekunder merupakan pencampuran warna antar warna primer. Contoh warna sekunder adalah sebagai berikut.
Merah + biru = ungu/voilet
Merah + kuning = orange/jingga
Kuning + biru = hijau


3. Warna Tersier.
Warna tersier merupakan pencampuran antar warna sekunder dengan primer. Contoh warna tersier adalah sebagai berikut.
Merah + ungu = merah ungu
Ungu + biru = ungu biru
Biru + hijau = hijau biru
Hijau + kuning = kuning hijau
Kuning + orange = orange kuning


b) Dimensi Warna
Dimensi warna merupakan sifat-sifat dasar dari warna itu sendiri, menurut The Prang System dalam (Pujiriyanto, 2005:45) warna dapat dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu:


1. Hue, berkait dengan panas-dinginnya warna, termasuk di dalamnya warna primer, sekunder dan tersier.


2. Value. Berkait dengan terang gelapnya warna, menunjukkan kualitas sinar yang direfleksikan oleh sebuah warna atau menunjukkan gelap terangnya warna, dilakukan dengan menambahkan warna putih atau hitam.


3. Intensity, berkait dengan cerah-suramnya warna, menunjukkan kuatlemahnya warna. Pengurangan intensitas dicapai dengan mencampur atau menambah warna murni dengan warna-warna netral seperti: putih, hitam, abu-abu atau dengan warna komplemen.

5. Teks/Tipografi
Tipografi merupakan seni memilih dan menata huruf pada ruang untuk menciptakan kesan khusus, sehingga pembaca dapat membaca semaksimal mungkin. Adakalanya huruf menjadi sebuah uraian verbal yang perlu ditata ulang secara artistik, bukan sekedar visual statement, namun menjadi unsur penting sebuah media komunikasi grafis. Tipografi mengalami perkembangan dari cara manual/dengan tangan (hand drawn) hingga menggunakan komputer. Dengan komputer, penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan lebih cepat dengan pilihan huruf yang lebih variatif. Meski begitu dalam pemilihan huruf/font, harus diperhatikan karakter produk yang akan ditonjolkan dan juga karakter segmen pasarnya. Huruf yang artistik dapat memperkuat pesan dan kesan dengan segala kemungkinan pendekorasian. Sebagai contoh grup musik heavy metal tidak akan menggunakan logo grupnya dengan huruf Script seperti pada undangan pernikahan. Huruf apabila kita perhatikan ternyata tidak sesederhana yang seperti yang kita lihat secara sepintas. Setiap huruf memiliki bentuk yang yang unik yang membedakan satu huruf dengan huruf lainnya. Ada beberapa macam jenis huruf, secara garis besar dibedakan menjadi lima jenis. Adapun jenisjenis huruf tersebut adalah sebagai berikut.

A. Huruf tanpa kait (San Serif)
Adalah bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan mudah dibaca. Ciri lain dari huruf ini adalah tidak memiliki stroke/ekor. Ujungnya bias berbentuk tumpul atau tajam. Sifat huruf ini kurang fomal, lebih hangat dan bersahabat. San Serif biasanya sangat cocok untuk tampilan dilayar monitor karena mudah dibaca. Contohnya: Arial, Tahoma, Helvetica.

B. Huruf berkait (Serif)
Adalah bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis huruf ini dihiasi oleh stroke sifat dari huruf ini adalah formal. Serif mengekspresikan organisasi dan intelektualitas. Sangat anggun dan konservatif. contoh: Times New Roman, Garamond.


C. Huruf tulis (Script)
Jenis huruf ini merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit, saling berhubungan dan mengalir. Bentuk huruf ini menyerupai tulisan tangan. Sifat dari huruf ini adalah memberikan kesan keanggunan dan sentuhan pribadi.
Contoh: Brushscript, mistral, Shelley


D. Huruf dekoratif
Bentuk dari huruf ini sangat rumit. Akan sangat memusingkan jika dipakai sebagai body text. Pemakaian huruf ini terbatas pada headline saja. Huruf dekoratif dapat membuat efek respon yang berbeda.
Contoh: Augsburger initial.


E. Huruf Monospace.
Huruf ini mempunyai jarak/lebar yang sama pada setiap hurufnya. Jenis huruf ini banyak digunakan oleh Programmer untuk coding. Belakangan ini bentuk moonscape banyak dipakai oleh desainer aliran Grunge Alternatif.
Contoh: Courier, Monotype Cursiva, OCR.

6. Space (Ruang)
Dengan ruang, kita dapat merasakan jauh-dekat, tinggi-rendah, panjangpendek, kosong-padat, besar-kecil dan lain-lain. Ukuran tersebut bersifat relatif, ini tergantung terhadap apa pembandingnya. Ukuran-ukuran tersebut ada karena adanya perbandingan diantara keduanya. Jika kamar penuh dengan barang, tentu kita sulit bergerak karena perlu ruang sirkulasi. Begitu pula dalam desain grafis, kita memerlukan ruang untuk menempatkan komponen grafis seperti: gambar, teks, garis dan lain-lain tetapai jangan sampai menghabiskan ruang desain. Dengan demikian ruang kosong bukan berarti ruang yang tidak bermanfaat, justru ruang kosong adalah komponen desain grafis. Dengan memanfaatkan ruang kosong tersebut desain kita terlihat lebih mudah dicerna sehingga lebih komunikatif dan menarik.
sumber : http://www.grafisonline.com/komunikasi.htm

LAYOUT (SENI MENYUSUN TATA LETAK)



LAYOUT (SENI MENYUSUN TATA LETAK)
Memadukan unsur-unsur grafis merupakan sebuah seni tersendiri dalam menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif. Untuk menghasilkam media komunikasi visual yang komunikatif diperlukan sebuah pengorganisasian dan penataan yang tepat. Pengorganisasian dan penataan unsur grafis ini dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari pesan yang akan disampaikan. Dalam dunia grafis dikenal istilah Layout secara bahasa artinya adalah tata letak. Menurut salah satu teorinya, layout adalah usaha menyusun, menata atau memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Fungsi tata letak menurut Basuki dalam (Pujiriyanto, 2005:71) “adalah untuk mencapai keharmonisan, nilai estetis, ekonomis, dan komunikatif”.

Basuki dalam (Pujiruyanto, 2005:72) membagi tahapan tata letak menjadi tiga, yaitu: 1) Tata letak miniatur merupakan penyusunan unsur-unsur grafis yang masih berupa kolom teks dan kolom gambar, 2) Tata letak kasar merupakan tahapan rancangan yang sudah berwujud gambar dan teks, 3) Tata letak komprehensif merupakan tahapan dimana unsur-unsur grafis sudah ditempatkan dengan benar dan siap untuk dicetak.

Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Membuat Layout

Dalam melakukan proses layout seorang desainer harus memperhatikan prinsip desain (proporsi, keseimbangan, irama, kesatuan, pusat perhatian, kontras. Tidak semua kaidah dalam prinpsip desain itu harus dipenuhi. Akan ada salah satu Penataan tata letak dengan prinsip desain grafis kaidah yang harus ditonjolkan dan ada pula yang harus diminimalkan bahkan dihilangkan tergantung konteks desain yang akan digarap.

Jenis dan Tipe Layout

Banyak sekali tipe layout yang ada mungkin jumlah tidak terbatas. Meskipun demikian secara garis besar layout dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan sumbu koordinatnya. Adapun pembagiannya adalah sebagai berikut.

1. Horisontal
2. Vertikal
3. Diagonal
4. Radial
5. Acak
6. Kombinasi
Hal yang perlu diperhatikan sebelum melaukan proses layout adalah mengumpulkanelemen-elemen desain sebagai berikut.
1. Teks judul
2. Teks subjudul
3. Teks isi/naskah
4. Gambar latar belakang
5. Gambar latar depan/utama/ilustrasi
6. Ornamen/hiasan
7. Logo
8. Banner
sumber : http://www.grafisonline.com/layout.htm

Jenis Tata Letak / Plant Layout Pabri


Macam dan Jenis Tata Letak / Plant Layout Pabrik - Berdasarkan Produk, Proses dan Bahan Baku - Product, Process & Stationary

Dalam menentukan plant layout atau tata letak pabrik yang baik haruslah ditentukan berdasarkan pengaruh faktor-faktor yang ada seperti jenjang tahapan / tahap proses produksi, macam hasil keluaran produksi, jenis perlengkapan yang dipakai atau digunakan serta berdasarkan sifat produksi dari produk yang diproduksi tersebut.

Jenis-Jenis / Macam-Macam tata letak pada pabrik ada tiga, yaitu antara lain adalah :

1. Tata Letak Berdasarkan Produk / Layout by Product
Tata letak jenis ini membentuk suatu garis mengikuti jenjang proses pengerjaan produksi suatu produk dari awal hingga akhir.

2. Tata Letak Berdasarkan Proses / Layout by Process
Layout pada jenis tata letak berdasarkan proses memiliki bagian yang saling terpisah satu sama lain di mana aliran bahan baku terputus-putus dengan mesin disusun sesuai fungsi dalam suatu grup departemen.

3. Tata Letak Berdasarkan Stationary / Layout by Stationary
Tata letak jenis ini mendekatkan sumber daya manusia / sdm serta perlengkapan yang ada pada bahan baku untuk kegiatan produksi.(Sumber : http://organisasi.org/macam_dan_jenis_tata_letak_plant_layout_pabrik_berdasarkan_produk_proses_dan_bahan_baku_product_process_stationary)

Sedang dalam Koran atau surat kabar merupakan suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang, yang biasanya dicetak pada kertas dengan kualitas rendah dan murah. Koran berisi berita-berita terbaru/terkini dalam berbagai topik bahasan, tergantung jenis korannya. Topik koran bisa berupa politik, olahraga, kriminal, hiburan dan lain-lain.

Koran terbit setiap hari, sepanjang tahun. Dalam koran biasanya terdapat topik-topik tertentu yang dimuat pada hari tertentu, misalnya dalam koran edisi hari Minggu.

Sebagai media informasi dan komunikasi surat kabar/koran harus mempunyai tata letak/lay-out yang memiliki ciri-ciri, yang dapat dilihat dari format, cara penyusunannya dalam kolom-kolom, cara pemakaian tipografi (huruf), warna, serta penempatan berita, foto/ilustrasi, grafis dan iklan dalam satu halaman.

Ciri-ciri itu pula yang akhirnya akan membedakan segmentasi pasar suatu media cetak, untuk menengah ke atas atau menengah ke bawah. Seperti diungkapkan Lasswell dalam Effendy (1988) “komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media sehingga menimbulkan efek tertentu” (Effendi, 1988:13).

Desain/Lay-Out

Lay-out dalam sebuah koran/surat kabar memiliki fungsi serta tujuan untuk sell the news, grade the news set the tone, and guide the readers (menawarkan/menjual berita, menentukan rangking berita, membimbing para pembaca akan hal-hal yang harus dibaca terlebih dahulu).

Lebih lanjut lay-out sebuah surat kabar/koran dibuat dengan menyesuaikan gerak mata para pembaca. Dalam penyusunan lay-out sebuah surat kabar/koran, selain diperlukan adanya pengetahuan tentang jenis dan warna huruf, juga harus memiliki jiwa seni. Sebab dari ukuran huruf untuk headline, panjang berita, besar dan warna foto atau tulisan sangat berpengaruh terhadap mata pembaca.

Posisi suatu berita, isi dan pola yang digunakan semuanya dibuat untuk melayani pembaca. Sehingga lay-out itu disesuaikan dengan siapa pembacanya. Berdasarkan desain, lay-out, dan tipografi dapat menjadi sebuah ekspresi pencerminan kepribadian surat kabar itu sendiri, sehingga pembaca dapat memberikan penilaian akan jenis surat kabar yang dibacanya.

Lay out koran memang agak berbeda dengan lay-out majalah atau tabloid, karena koran lebih cenderung untuk menampilkan informasi secara padat. Padat disini dalam pengertian bahwa jumlah berita bisa panjang, namun luasan cetak sangat terbatas. Sebagai konsekuensi, teks cenderung lebih kecil, jarak antar baris juga sempit.

Untungnya, koran menampilkan informasi dalam bentuk kolom, sehingga memudahkan kita untuk mengikuti alur membacanya. Jadi, paling tidak tetap ada unsur yang membantu pembaca dalam menikmati informasinya.

Berdasarkan jenisnya lay-out surat kabar/koran dapat dibedakan menjadi:

  1. Symitrikal lay-out; disebut juga foundry/vertical lay-out, karena lebih seperti jemuran, letak berita-beritanya seimbang. Lay-out seperti ini digunakan oleh The New York Times.

  2. Informal balance lay-out; banyak dipakai oleh surat kabar, karena mengarah kepada kesempurnaan suatu keseimbangan. Foto yang hitam akan lebih baik jika diletakkan di kanan atas halaman, dan akan kelihatan berat kalau diletakkan di bagian bawah halaman.

  3. Quadrat lay-out atau tata rias segi empat; sangat baik untuk surat kabar yang akan dijual di pinggir jalan secara eceran, karena koran akan berlipat empat, dan pada seperempat bagian yang tampak itu akan diperlihatkan berita-berita penting dan menarik.

  4. Brace lay-out; menonjolkan suatu berita besar, lay-out seperti ini sering menggunakan “Banner Headline”, judul panjang. Berita penting ditempatkan disebelah kanan surat kabar, sehingga mengikat pandangan pembaca ke arah sana, kemudian judul lain di sebelah kiri, dan sebelah kanan lagi.

  5. Circus lay-out; tata rias karnaval, karena ramainya halaman depan. Semua judul berita dipamerkan di halaman pertama, isinya di halaman lain. Contoh seperti ini adalah Pos Kota (Jakarta), atau koran-koran mingguan.

  6. Horizontal lay-out; tata rias mendatar, judul berita dibuat mendatar, dengan berita yang tidak terlalu panjang.

  7. Function lay-out; tata rias yang setiap hari berubah, bergantung kepada perkembangan isi berita hari itu. Bila terjadi hal-hal luar biasa sering dipakai apa yang disebut “skyline heads”. Jadi ada gejala pemindahan nama tempat nama surat kabar itu sendiri. Lay-out seperti ini sering juga dipakai oleh koran-koran mingguan terbitan Jakarta.

Selain bentuk kolom-kolom menjadi sangat penting untuk lay-out koran ada satu lagi yang tidak kalah pentingnya yaitu white space atau ruang kosong. Penggunaan white space, atau ruang kosong, berguna untuk membantu pembaca fokus ke sajian utama, juga memisahkan elemen, entah karena alasan prioritas atau memang seharusnya terpisah.

Penggunaan ruang kosong yang tepat juga membantu pembaca untuk menikmati halaman dengan lega, sehingga membuat effek si pembaca berita merasa lebih nyaman tidak terkesan terlalu padat. White space ini biasanya juga ditempatkan sebagai pembatas antara berita dengan iklan.

Berbagai cara sengaja dilakukan oleh pembuat desain/lay-out koran tujuannya cuma satu, bagaimana membuat pembaca nyaman membaca dan cepat menangkap informasi yang ingin disampaikan dalam berita.

Ada sepuluh tips untuk membuat desain lay-out koran lebih baik, diantaranya:

  1. HIRARKI. Pembaca melihat – bukan membaca – sekilas apa berita yang paling penting pada sebuah halaman. Jadi tetapkan dengan jelas apa yang menjadi jangkar (berita utama) di tiap halaman. Lalu aturlah sedemikian rupa sehingga memang berita itulah yang disimak pertama kali oleh pembaca, kemudian berita-berita lainya..

  2. CIPTAKAN titik Pusat Pengaruh Visual (Central Visual Impact/CVI). Lebih dari 80 persen pembaca menelusuri halaman dengan mengikuti gambar-gambar dominan. Hal yang harus paling mencolok mata adalah berita utama. Ini berlaku untuk setiap halaman – tidak hanya halaman satu.

  3. TERTATA. Kebanyakan pembaca adalah orang yang sibuk. Karena itu informasi dalam sebuah halaman harus tertata rapi untuk menghindari kebingungan.

  4. KONTRAS. Halaman yang berhasil selalu memiliki elemen vertikal dan horisontal. Juga memilik elemen yang dominan dan elemen sekunder. Juga selalu tersusun ada sebuah berita utama (lead), berita penting tapi bukan berita utama (dominant headline) dan beberapa berita head sekunder.

  5. WARNA. Warna harus digunakan untuk menginformsikan sesuatu, bukan sekedar hiasan, atau kosmetik halaman. Penggunaan warna yang paling tepat dan paling baik adalah pada foto dan grafik. Warna juga harus mempermudah pembaca. Penata wajah harus berdasar pada logika ketika menggunakan warna. Ingat untuk urusan warna, kita benar-benar harus membatasi nafsu.

  6. TIPOGRAFI. Semakin banyak jenis huruf yang digunakan, membuat pembaca semakin terpecah konsentrasi membacanya. Harus dicari kecocokan antara apa isi berita dan apa jenis huruf yang harus digunakan.

  7. BERI KEJUTAN. Setiap hari – ingat setiap hari – kita harus memberi kejutan kepada pembaca. Mungkin kejutan itu datang lewat foto, pilihan berita utama, desain halaman, atau grafik. Pastikan bahwa pembaca – setelah membaca – merekomendasikan kepada orang lain untuk membacanya. Desain harus dapat menambah “daya kejut”. Rahasianya: istimewakanlah salah satu dari unsur yang hendak kita bikin sebagai kejutan tadi.

  8. LABRAK ATURAN. Peraturan dibuat untuk dilabrak? Betul, tapi harus ada alasan yang benar! Kalau aturan yang kita buat terus-menerus kita abaikan, konsistensi terpental keluar jendela. Hasil desain kita jadinya seperti retuntuhan bangunan. Ini salah. Soalnya tak ada lagi “penanda” yang menjadi pegangan pembaca. Tapi jangan juga terlalu patuh pada aturan karena itu pasti akan membuat pembaca bosan.

  9. KONSISTEN. Letakkan semua unsur halaman di tempat yang sama setiap hari. Jika di halaman ada rubrik, ada kolom, ada tabel atau grafis dan boks, letakkan pada tempat yang sama setiap hari, sampai ada perubahan desain yang diputuskan kemudian. Dengan begitu, maka pembaca yang sibuk tidak makan waktu banyak untuk mencari informasi itu sebelum membacanya.

  10. NYAMAN DILIHAT. Desain yang simpel, tapi dinamis dan nyaman dilihat adalah tujuan utama dari desain halaman. Ingat isi dari surat kabar lebih penting dari desainnya. Ingat juga bahwa desain itu hanya pengantar yang membawa tugasnya memikat pembaca lalu membawa pembaca ke isi berita.

    Catatan:

  1. Lay-out hendaknya mengikuti kebiasaan arah mata berputar, yakni dari kiri ke kanan. Iklan hendaknya jangan diletakkan di halaman depan.

  2. Gambar yang baik, yang ada aksinya. Hindari memuat pas foto. Karena dengan foto aksi (action) seolah-olah pembaca bertatap muka dengan orang bersangkutan.

  3. Gambar hendaknya jangan di sebelah kiri halaman.

  4. Fungsi foto, sama dengan headline. Foto mempunyai fungsi yang penting dalam lay-out.

  5. Gambar jangan bertumpuk. Kalau mau banyak, dapat diletakkan di halaman dalam atau bersambung ke halaman lain.

  6. Kalau surat kabarnya berwarna, jangan terlalu banyak menampilkan warna. Sebaiknya redaktur mempelajari bahasa warna atau mengangkat seorang seniman yang mengerti arti warna.

  7. Berita ditulis bukan untuk menyenangkan sumber berita, tetapi untuk kepentingan pembaca.(fm)

    (sumber : http://fadlymolana.wordpress.com/2009/10/05/desain-lay-out-surat-kabar/)


MENU MATERI PRAKARYA DAN KERAJINAN

MATERI KERAJINAN

DAFTAR MATERI:


-

lMATERI REKAYASA


PKWU

DAFTAR MATERI:


DATA LIST VIDEO SISWA


- DATA MENU DAN TUGAS -

Klik Menu untuk masuk kedalam Menu:

LINK ULANGAN