Tuesday, September 23, 2014

Transistor


Transistor mempunyai tiga elektron yaitu yang dikenal dengan nama emitor, kolektor dan basis
dari susunan bahan semikonduktor yang digunakan kita dapat membedakan transistor menjadi dua type yaitu transistor PNP dan transistor NPN. transistor PNP dibuat dengan jalan meletakkan bahan type N diantara dua bagian bahan type P. Bahan type P yang lebih tebal disebut kolektor, sedangkan bahan type P yang sebagian lagi disebut emitor. bagian yang tengah disebut basis

sedangkan transistor NPN dibuat dengan meletakkan bahan type P diantara dua bagian bahan type N. transistor selalu digambarkan ujung panah selalu diletakkan pada emitor dan arahnya menunjukkan arah arus konvesional, yaitu dari bahan P ke bahan N.
misalanya dioda PN yang terletak disebelah kiri akan menghantarkan arus listrik dari emitor ke basis, oleh karena itu didalam gambar simbol arah ujung panah dibuat dari emitor menuju ke basis. Bagian kolektor basis dari suatu transistor juga berupa suatu dioda.

Pemakaian transistor
kelebihan-kelebihan transistor dibandingkan dengan tabung elektron antara lain:

  1. transistor berkerja pada tegangan yang rendah
  2. transistor mempunyai efisiensi daya yang tinggi
  3. transistor mempunyai ukuran yang kecil, sehingga memungkinkan miniaturisasi
  4. transistor tidak menimbulkan noise pada microphone
  5. transistor tidak tahan terhadap goncangan-goncangan mekanik
  6. secara teori umur transistor tak terhingga
kekurangan-kekurangan transistor dibandingkan dengan tabung elektron

  1. karakter transistor sangat dipengaruhi temperatur
  2. daya transistor masih terbatas

Multimeter


Multimeter sering disebut juga AVOmeter, dikarenakan alat tersebut dapat mengukur besaran

  1. ampere (arus listrik)
  2. volt (tegangan listrik)
  3. ohm (hambatan listrik)
Ohmmeter ialah suatu alat untuk mengukur besarnya hambatan listrik pada suatu penghantar atau resistor. Tetapi ohmmeter dapat dipergunakan pula untuk mengetahui apakah sebuah gulungan kawat itu putus atau tidak
jadi secara singkatnya ohmmeter dapat dipergunakan untuk :

  • mengukur besarnya hambatan listrik
  • mengetahui putuis tidaknya sebuah penghantar
  • mengetahui ada tidaknya hubungan pendek
  • menguji kondensator
  • menguji dioda
  • menguji transistor dan lain-lain
Mengukur besarnya hambatan listrik
batas ukur ohmmeter mempunyai 5 macam kedudukan yaitu :
  1. sakelar posisis R x 1
  2. sakelar posisi R x 10
  3. sakelar posisi R x 100
  4. sakelar posisi R x 1 K
  5. sakelar posisi R x 10 K
cara menggunakan :
tpuancapkan kabel merah ke lubang positif dan kabel hitam ke lubang negatif, putarlah sakelar pada posisi yang dikehendaki, tempelkan ujung kabel hitam dan merah  untuk melakukan kalibrasi. putar knop adjusmet sehingga jarum menunjuk angka 0. setiapkali berganti skala kedudukan pastikan dilakukan kalibrasi
hubungkan ujung kabel merah dan hitam ke kaki kaki resistor dan silahkan baca angka yang di tunjukkan jarum penunjuk

Menguji kondenstaro elektrolit (elco)
  • putarlah sakelar pada posisi yang dikehendaki (skala ohm)->alat ukur boleh dikalibrasi atau tidak
  • ujung kabel merah ke kaki kondensator negatif
  • ujung kabel hitam ke kaki kondenstator positif
kondisi yang akan terjadi adalah :
  1. apabila jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri (tempat semula) berarti kondenstaro masih baik
  2. bila jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri tetapi tidak penuh berarti kondensator setengah rusak
  3. bila jarum bergerak ke kanan kemudian berhenti berartoi kondenstor bocor
  4. bila jarum tidak bergerak sama sekali berarti kondenstator telah putus

Tuesday, September 16, 2014

Komponen Aktif dan Pasif



Perbedaan Komponen Aktif Dan Pasif

Komponen Elektronika Dibagi Menjadi dua yaitu:
A. Komponen Aktif adalahkomponen Elektronika yang dalam pemasangan pada rangkaian Elektronika yang memerlukan tegangan dengan aturan aturan tertentu untuk mengaktifkan komponen tersebut.
Contoh komponen aktif adalah:
1. Transistor
  • a. Transistor Bipolar (dwi kutub)  
  • b.Transistor Efek Medan (FET Field Effect Transistor )
2. IC (Integrated Circuit) 
  • a. IC Op-Amp 
  • b. IC Power Adaptor (Regulator) 
  • c. IC Silinder 
  • d. IC Timer 555 
  • e. IC Digital
3. Dioda
  •  a. Dioda Rectifier
  •  b. Dioda Zener
  •  c. Dioda LED(Light Emitting Diode)
B. Komponen Pasif adalah komponen Elektronika yang dalam pemasangan pada rangkaian Elektronika yang tidak memerlukan tegangan dengan aturan tertentu untuk mengaktifkan komponen tersebut.
Contoh komponen pasif adalah
1. Resistor
* Resistor Tetap (Fixed Resistor) 
  • - Resistor Kawat 
  • - Resistor Batang Karbon  
  • - Resistor Keramik atau Porselin 
  • - Resistor Film Karbon 
  • - Resistor Film Metal
* Resistor Tidak Tetap ( Variable Resistor ): 
  • - Potensiometer 
  • - Potensiometer Geser 
  • - Trimpot 
  • - NTC dan PTC 
  • - LDR
2. Capasitor
  • * Elco
  • * Ceramic
  • * Mylar
  • * Tantalum
3. induktor
4.Transformator/trafo
5. Relay
6. Saklar

sumber : http://vianx.mywapblog.com/perbedaan-komponen-aktif-dan-pasif.xhtml

Komponen elektronika


Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.
Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :
Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu.
Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah “badan, ujung, titik” memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya.
Identifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadang-kadang pita kelima menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi.
Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali)
Pita keempat
(toleransi)

Hitam 0 0 × 100

Cokelat 1 1 ×101 ± 1% (F)
Merah 2 2 × 102 ± 2% (G)
Oranye 3 3 × 103

Kuning 4 4 × 104

Hijau 5 5 × 105 ± 0.5% (D)
Biru 6 6 × 106 ± 0.25% (C)
Ungu 7 7 × 107 ± 0.1% (B)
Abu-abu 8 8 × 108 ± 0.05% (A)
Putih 9 9 × 109

Emas

× 10-1 ± 5% (J)
Perak

× 10-2 ± 10% (K)
Kosong


± 20% (M)


  1. Resistor yang Nilainya Tetap
  2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.
  3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor
  4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)
Resistor dapat pula mengalami kerusakan, umpamanya karena:
  1. berubah nilainya (karena umur, panas, dan sebagainya)
  2. putus (nilainya berubah menjadi besar)
  3. terhubung singkat atau bocor (nilainya berubah menjadi kecil sekali atau nol)
Tambahan materi baru :
Pengertian Resistor (klik disini
Cara Menghitung Resistor (klik disini
Cara Menghitung Resistor 2 - seri dan paralel (klik disini)
cara menggunakan multimeter (klik disini)


Gambar dan Simbol Resistor :


Jenis-jenis Resistor

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)
Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai “kapasitor”, namun kata “kondensator” masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia “condensatore”, bahasa Perancis condensateur, Indonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :
  1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.
  2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum
  3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

Jenis-jenis Kapasitor

...... baca kelanjutannya 

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).
Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :
  1. Induktor yang nilainya tetap
  2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.
Sebuah induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat didalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
Sebuah induktor ideal memiliki induktansi, tetapi tanpa resistansi atau kapasitansi, dan tidak memboroskan daya. Sebuah induktor pada kenyataanya merupakan gabungan dari induktansi, beberapa resistansi karena resistivitas kawat, dan beberapa kapasitansi. Pada suatu frekuensi, induktor dapat menjadi sirkuit resonansi karena kapasitas parasitnya. Selain memboroskan daya pada resistansi kawat, induktor berinti magnet juga memboroskan daya didalam inti karena efek histeresis, dan pada arus tinggi mungkin mengalami nonlinearitas karena penjenuhan.
Induktansi (L) (diukur dalam Henry) adalah efek dari medan magnet yang terbentuk disekitar konduktor pembawa arus yang bersifat menahan perubahan arus. Arus listrik yang melewati konduktor membuat medan magnet sebanding dengan besar arus. Perubahan dalam arus menyebabkan perubahan medan magnet yang mengakibatkan gaya elektromotif lawan melalui GGL induksi yang bersifat menentang perubahan arus. Induktansi diukur berdasarkan jumlah gaya elektromotif yang ditimbulkan untuk setiap perubahan arus terhadap waktu. Sebagai contoh, sebuah induktor dengan induktansi 1 Henry menimbulkan gaya elektromotif sebesar 1 volt saat arus dalam  indukutor berubah dengan kecepatan 1 ampere setiap sekon. Jumlah lilitan, ukuran lilitan, dan material inti menentukan induktansi.


Bentuk dasar dari sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil. Induktor mempunyai sifat yang disebut dengan induktansi diri atau lebih sering disebut dengan induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet juga akan meningkat mengikuti perbesaran dari arus. 

Besar energi dalam inductor dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini : 
W = ½.L.I2 
Ket : 
W : energi dalam satuan Joule 
L : induktansi dalam satuan Henry 
I : arus dalam satuan Ampere 

Gambar dan Simbol Induktor :

Jenis-jenis Induktor (Coil)

D. Dioda (Diode)

Dioda sebagai salah satu komponen aktif sangat popular digunakan dalam rangkaian elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Di bawah ini merupakan gambar yang melambangkan dioda penyearah.
Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda. Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N. Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.
STRUKTUR DIODA
  1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).
  2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.
  3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik. LED adalah singkatan dari Light Emitting Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang dipakai adalah gallium, arsenic dan phosphorus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.
    Pada saat ini warna-warna cahaya LED yang ada adalah warna merah, kuning dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bisa dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah (chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan lonjong.
    LED terbuat dari berbagai material setengah penghantar campuran seperti misalnya gallium arsenida fosfida (GaAsP), gallium fosfida (GaP), dan gallium aluminium arsenida (GaAsP). Karakteristiknya yaitu kalau diberi panjaran maju, pertemuannya mengeluarkan cahaya dan warna cahaya bergantung pada jenis dan kadar material pertemuan. Ketandasan cahaya berbanding lurus dengan arus maju yang mengalirinya. Dalam kondisi menghantar, tegangan maju pada LED merah adalah 1,6 sampai 2,2 volt, LED kuning 2,4 volt, LED hijau 2,7 volt. Sedangkan tegangan terbaik maksimum yang dibolehkan pada LED merah adalah 3 volt, LED kuning 5 volt, LED hijau 5 volt. LED mengkonsumsi arus sangat kecil, awet dan kecil bentuknya (tidak makan tempat), selain itu terdapat keistimewaan tersendiri dari LED itu sendiri yaitu dapat memancarkan cahaya serta tidak memancarkan sinar infra merah (terkecuali yang memang sengaja dibuat seperti itu).
  4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.
  5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali  Dioda yang mempunyai fungsi sebagai pengendali. SCR dapat digunakan sebagai pengatur motor DC bertegangan besar dengan mengatur tegangan Gate. SCR dibagi dua yaitu diac dan Triac.DIAC: meneruskan tegangan dari anoda ke katoda atau sebaliknya. Penerapannya pada pengendali motor putar kanan dan putar kiri, seperti pada rangkaian lift.TRIAC mempunyai prinsip kerja seperti DIAC, hanya saja TRIAC dapat meneruskan tegangan dari kaki 1 ke 2 atau sebaliknya pada saat ada triger pada Gate. TRIAC digunakan untuk pengatur motor DC atau AC putar kanan dan kiri dengan cara mengatur Gate.
  6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.
Dioda termasuk komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Beranjak dari penemuan dioda, para ahli menemukan juga komponen turunan lainnya yang unik. Dioda memiliki fungsi yang unik yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N.
Gambar ilustrasi di atas menunjukkan sambungan PN dengan sedikit porsi kecil yang disebut lapisan deplesi (depletion layer), dimana terdapat keseimbangan hole dan elektron. Seperti yang sudah diketahui, pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang siap menerima elektron sedangkan di sisi N banyak terdapat elektron-elektron yang siap untuk bebas merdeka. Lalu jika diberi bias positif, dengan arti kata memberi tegangan potensial sisi P lebih besar dari sisi N, maka elektron dari sisi N dengan serta merta akan tergerak untuk mengisi hole di sisi P. Tentu kalau elektron mengisi hole disisi P, maka akan terbentuk hole pada sisi N karena ditinggal elektron. Ini disebut aliran hole dari P menuju N. Jika menggunakan terminologi arus listrik, maka dikatakan terjadi aliran listrik dari sisi P ke sisi N.
Sebaliknya apakah yang terjadi jika polaritas tegangan dibalik yaitu dengan memberikan bias negatif (reverse bias). Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P.
Tentu jawabannya adalah tidak akan terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Bahkan lapisan deplesi (depletion layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Demikianlah sekelumit bagaimana dioda hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Dengan tegangan bias maju yang kecil saja dioda sudah menjadi konduktor. Tidak serta merta di atas 0 volt, tetapi memang tegangan beberapa volt di atas nol baru bisa terjadi konduksi. Ini disebabkan karena adanya dinding deplesi (depletion layer). Untuk dioda yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi adalah di atas 0.7 volt. Kira-kira 0.3 volt batas minimum untuk dioda yang terbuat dari bahan Germanium.
Sebaliknya untuk bias negatif dioda tidak dapat mengalirkan arus, namun memang ada batasnya. Sampai beberapa puluh bahkan ratusan volt baru terjadi breakdown, dimana dioda tidak lagi dapat menahan aliran elektron yang terbentuk di lapisan deplesi.
BACA JUGA MATERI LED

Gambar dan Simbol Dioda:

Jenis-jenis Dioda

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). 
Emitor : Pembawa Muatan
Basis : Pengatur gerak pembawa muatan dari emitor ke colector
Colector : pengatur gerak pembawa muatan dari emitor ke output
Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor. baca lebih lengkap

Gambar dan Simbol Transistor :

Jensi-Jenis Transistor

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).
Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

Jenis-jenis IC (Integrated Circuit)

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :

Jenis-jenis Saklar (Switch) 

 

sumber : http://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/

Wednesday, September 3, 2014

Obeng (Alat Kerja)


sediakan berbagai macam ukuran dan jenis obeng sehingga penggunaannya dapat kita sesuaikan dengan besar atau kecilnya alur pada kepala baut. jika ujung obeng lebih kecil atau lebih besar dari kepada skrup, kemungkinan akan merusak kepala sekrup atau ujung obeng itu sendiri

obeng biasa dipergunakan untuk memutar kepala sekrup/kepala baut yang mempunyai alur lurus
Obeng kembang dipergunakan untuk memutar kepada sekrup atau kepala baut yang mempunyai alur kembang
Obeng tastpen
obeng yang dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya aliran listrik

TANG (ALAT KERJA)


Didalam pekerjaan listrik tang yang dipergunakan pilihlah yang mempunyai isolasi pada pegangannya. Penggunaan tang harus diperhatikan sesuai dengan fungsi utama tang tersebut.

Tang panjang
dipergunakan untuk menjepit, membengkokkkan/meluruskan kawat. Misalnya untuk membengkokkan kaki komponen supaya lebih rapi dan tepat pada tempat yang tersedia.
Tang potong
dipergunakan untuk memotong kawat/kabel, ada pula yang dipergunakan untuk mengupas isolasi kabel.

 

4. Arus Searah dan Arus bolak balik


arus listrik dapat dibagi menjadi :
1. Arus searah (DC = direct current) dengan simbul =
Arus searah ( DC ) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap ( konstan ). Dimana masing - masing terminal selalu tetap polaritasnya. Misalkan sebagai kutub ( + ) selalu menghasilkan polaritas positif begitu pula   sebaliknya. Beberapa contoh sumber arus searah ( DC ) adalah battery, accu, dynamo.
2. Arus bolak-balik(AC = Alternating current) 
Arus bolak - balik ( AC ) adalah arus yang mengalir dengan polaritas yang   selalu berubah - ubah atau arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub negatif secara terus menerus. Dimana masing - masing terminalnya  polaritas yang   selalu bergantian. Contoh Alternator ( AC generator ), PLN.

DASAR ELEKTRONIKA



Dasar eletronika
1. TEORI ELEKTRON
berisi materi tentang elektron, atom dan molekul. (Baca lebih lengkap)
2. LISTrIK
berisi materi tentang gejala listrik, arus listrik dan penghantor listrik (baca lebih Lengkap)
3. HUKUM OHM
berisi materi tentang hukum ohm (baca lebih lengkap)
4.Arus searah dan arus bolak balik (baca lebih lengkap)
5. komponen elektronika (baca lebih lengkap)
6. komponen pasif dan aktif (baca lebih lengkap)
7. Pengertian daya Listrik (baca lebih lengkap)
8. Energi Biogas (baca lebih lengkap)
9. Materi sejarah robot (baca lebih lengka)

Alat - alat Kerja

3. Hukum Ohm


Hukum Ohm berbunyi :
pada kawat penghantar, kuat arus sebanding dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatannya
bila tegangan = V, kuat arus =  I, dan hambatan = R maka hukum ohm dat ditulis
V = I x R

contoh soal :
sebuah solder listrik membutuhkan tegangan 120 V, bila hambatatn listriknya sebesar 60 ohm. berapakah besar arusnya ?
Jawab :
 V= 120 v
R = 60 ohm
I = ?
I = v/R
  = 120/60
  = 2 Ampere

Daya listrik
ialah hasil kali tegangan dengan kuat arus. daya listrik mempunyais atuan watt yang disingkat huruf W
rumus = W = V x I
contoh soal :
suatu lampu menggunakan tegangan 12 V, kuat arus yang mengalir sebesar 2 A, berapakan besar daya listriknya ?
V = 12 V
I = 2 A
W = V x I
    = 12 x 2
    = 24 watt

2. LISTRIK


1. Gejala LIstrik semua pesawat elektronik seperti radio, Tv, tape dan lain-lain tidak dapat bekerja tanpa adanya sumber tenaga listrik. Listrik pada hakikatnya hanya dapat diketahui gejala-gejalanya saja,antara lain sebagai berikut :
- listrik dapat menimbulkan cahaya(bola lampu, neon, dll)
- listrik dapat menimnulkan panas(setrika listrik, kompor listrik)
- listrik dapat menimbulkan kuat magnet(bel, kipas angin)
- listrik dapat menimbulkan pekerjaan kimia(penyepuhan logam, penyetruman accu, dll)
2. Arus listrik
merupakan akibat dari perpindahan elektron-elektron yang mengalis secara teratur menuju kesuatu arah. Eletron-elektron tersebut bergerak dari satu atom ke atom lainya yang ada di sebelahnya secara estafet
Sumber arus listrik adalah suatu alat yang menghasilkan arus listrik. sumber arus listrik dibagi menurut peristiwanya adalah sebagai berikut :
- listrik yang ditimbulkan karena induksi magnetik dan digerakkan oleh tenaga mekanik disebut elektro mekanis(generator, dinamo)
- listrik yang ditimbulkan karena proses kimia disebut elektro-galvanis(akuumulator, baterai)
- listrik yang ditimbulkan karena panas, disebut termo-elektro.
- listrik yang ditimbulkan karena cahaya/sinar(foto sel, solar sel)
- listrik yang ditimbulkan karena gesekan, disebut elektro statis(gelas digesek dengan sutera)
- listrik yang ditimbulkan karena tekanan, disebut piezo-elektro
3. Penghantar listrik
tidak semua benda dapat menghantarkan arus litrik ada benda yang dapat menghantarkan arus dengan baik, ada yang sulit menghantarkan arus, bahkan ada yang tidak dapat menghantarkan arus. sehingga benda-benda tersebut dapat digolongkan menjadi :
- konduktor
  suatu benda yang dapat dengan mudah menghantarkan arus listrik, contoh besi, tembaga, alumunium, perak, dan lain-lain
- resistor
  suatu benda yang sulit untuk menghantarkan arus litrik, contoh nikelin, wolfram, arang dan lain-lain
- isolator yaitu suatu benda yang tidak dapat menghantarkan arus litrik, contoh kayu, karet, plastik, kaca, mika
- semikonduktor ialah benda setengah penghantar yang mempunyai hambatan listrik berubah-rubah karena pengaruh cahaya, suhu dan arah arus litrik yang melaluinya contoh germanium, silikon dan lain-lain
Satuan :

1 ampere ialah besarnya arus litrik yang mengalir dalam suatu penghantar sebanyak 1 coulomb perdetik.
 1 ohm ialah besarnya hambatan listrik yang terdapat pada benang air raksa sepanjang 106,30 cm dengan penampang 1 mm2 pada temperatur 0C
besar kecilnya hambatan listrik tergantung dari :
- panjang penghantar
- penampang penghantar
- hambatan/tahanan jenis penghantar
- temperatur
1 volt ialah besasrnay tegangan listrik yang terdapat pada suatu penghantar yang mempunyai hambatan listrik sebesar 1 ohm dengan arus yang mengalir sebesar 1 ampere
tingkatan satuan :
Mega disingkat M = 1.000.000 kali
Kilo disingkat K = 1.000 Kali
milli disingkat m = 1/1000 kali
contoh
- 1 mega volt (MV) = 1.000.000 volt
- 1 Kilo Ohm (Kohm) = 1.000 ohm
- 1 mili Ampere (mA) = 1/1.000 Ampere
- 1 Nano ampere (nA) = 1/1.000.000.000 Ampere

1. TEORI ELEKTRON


MOLEKUL
Setiap benda baik padat cair maupun gas dapat kita bagi-bagi menjadi bagian-bagian yang sangat kecil sekali. Bagian-bagian tersebut dapat di bagi bagi lagi, pembagian itu kita lanjutkan pada akhirnya kita akan memperoleh apa yang disebut molekul.
ATOM
bila molekul kita bagi lagi, maka akan kita peroleh apa yang dinamakan atom. bagian dari molekul ini tak dapat di bagi lagi dengan cara reaksi kimia biasa. kata atom berasalh dari bahasa yunani yaitu atomos yang berarti tidak dapat dibagi-bagi lagi.
ELEKTRON
bagian terkecil dari atom yaitu inti atom dan elektron. Orang menganggap inti atom bermuatan positif (+) sedangkan elektron mempunyai muatan negatif (-). Elektron berputar mengelilingi inti atom seperti planet-planet mengelilingi matahari. elektron-elektron dalam atomo adalah merupakan kelompok-kelompok yang terikat erat oleh inti atomo, namun ada pula elektron yang tidak terikat erat oleh inti atomo, sehingga terpaaksa berputar dibagian luar pada susunan atomo itu. elektron semacam ini dinamakan elektron bebas. Suatu atomo disebut netral bila muatan listrik dari initi atomo sama besarnya dengan jumlah muatan listrik dari semua elektron-elektronnya.

MENU MATERI PRAKARYA DAN KERAJINAN

MATERI KERAJINAN

DAFTAR MATERI:


-

lMATERI REKAYASA


PKWU

DAFTAR MATERI:


DATA LIST VIDEO SISWA


- DATA MENU DAN TUGAS -

Klik Menu untuk masuk kedalam Menu:

LINK ULANGAN